PARIAMAN – Kenaikan harga kebutuhan pokok beberapa bulan terakhir membuat masyarakat Pariaman harus mencari akal untuk melengkapi kebutuhan harian. Di antaranya Fitri Ramadhani yang ditemui di Pasar Pariaman, Fitri terlihat banyak menanya harga dahulu pada pedagang yang melayaninya, sebelum memutuskan berapa banyak hendak ia beli.
“Biasanya bawa uang Rp300 ribu bisa beli kebutuhan untuk satu pekan, sekarang sudah tidak bisa,” ujarnya, Selasa (5/3/2024).
Ia yang biasanya datang ke Pasar Pariaman satu kali seminggu, sekarang setiap dua atau tiga hari harus ke pasar. Ini Fitri lakukan untuk menghemat pengeluaran keluarganya, karena setiap dua atau tiga hari, ada kemungkinan harga kebutuhan turun.
“Turun Rp5 ribu sudah lumayan itu, jadi saya bisa beli untuk nyetok dua hari,” ujarnya.
Selain itu, Fitri juga mengurangi jumlah bahan baku untuk makanan yang ia hidangkan di meja makan. Jika biasanya ia memasak hampir setengah kilo cabai sehari, sekarang hanya seperempat dan diselingi dengan ragam makanan lain.
“Alhamdulillah keluarga gak komplain soalnya, paham juga kalau kondisi bahan kebutuhan banyak naik,” ujarnya.
Seperti halnya beras yang menjadi kebutuhan utama keluarganya. Kenaikan harga beras agak sulit untuk ia akali. “Kalau saya di bahan baku lainnya saja diakali, karena beras sudah tidak bisa dikurangi. Setiap waktunya jumlah beras dibutuhkan masih sama,” ujarnya.
Ia berharap harga kebutuhan pokok ini bisa lekas menurun, mengingat sebentar lagi akan memasuki bulan ramadhan.
Kondisi harga yang tinggi ini menurutnya membuat banyak masyarakat menjerit dan kesusahan.
Untuk diketahui, kenaikan harga beras di Pasar Pariaman sejak beberapa bulan terakhir sudah mencapai Rp30 ribu per karung, Selasa (5/3/2024). Kenaikan harga beras ini menurut pedagang Baik Eka Leswati, terjadi karena stok beras yang sedikit sedangkan permintaan masyarakat cukup tinggi.
Ia menyebut untuk beras lokal (Pariaman) mengalami kenaikan mulai Rp15 ribu hingga Rp30 ribu per karung yang isinya 10 kilogram. “Biasanya harga beras itu Rp140 ribu per 10 kilogram, sekarang sudah mencapai Rp170 ribu per kilo,” ujarnya.
Kenaikan harga beras juga terjadi pada beras lokal dari luar Pariaman, harga beras yang biasanya Rp170 ribu per 10 kilo, sekarang mencapai Rp200 ribu.
Kenaikan harga beras ini menurutnya masih bisa bertambah, terlebih jelang Ramadhan kebutuhan masyarakat juga meningkat. Akibat kenaikan harga ini, daya beli masyarakat di Pasar Pariaman turut menurun dan omset pedagang juga menurun.
Seorang pedagang Nurleli, menyebut omsetnya sejak kenaikan bahan pokok terjadi menurun 10 persen hingga 20 persen. Penurunan ini tidak terlepas dari kondisi ekonomi masyarakat yang melemah sejak beberapa tahun terakhir. (*)
Discussion about this post