Pariaman — Plt. Walikota Pariaman Mardison Mahyuddin melantik Pimpinan Pengganti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Pariaman Periode 2016-2021, Rabu (21/10) bertempat di Aula Balaikota Pariaman.
Mardiso Mahyuddin menyebutkan bahwa zakat merupakan ibadah yang harus dikelola oleh negara, dan negara berkewajiban untuk mengangkat petugas zakat. Zakat juga dapat berfungsi sebagai sarana perwujudan solidaritas sosial, pengentasan kemiskinan, pembiayaan pendidikan, pertolongan terhadap orang-orang yang menderita, dan orang dhuafa serta kegiatan sosial lainnya.
“Apabila potensi zakat yang berasal dari umat Islam se- Kota Pariaman dapat dihimpun dan dikelola secara baik, maka dana tersebut akan dapat menjadi dana alternatif untuk penyelesaian berbagai masalah, khususnya dalam rangka pengentasan kemiskinan,” ujar Mardison usai melantik Pimpinan BAZ Rabu (21/10).
Mardison, memberikan ucapan selamat kepada saudara Jamohor, S.Sos, M.MSIP yang dilantik sebagai Ketua, Drs.H. Syofyan Jamal dan H. Khaidir, S.Sos, MM, yang mana masing-masing menjabat sebagai Wakil Ketua, dan secara resmi bekerja mulai hari ini sampai dengan 7 Februari 2021.
“Saya berharap agar saudara-saudara dapat bekerja secara optimal, bekerja keras, bekerja cerdas, dan bekerja ikhlas, selama menjadi pengurus BAZNAS Kota Pariaman,” tuturnya.
Selain itu, Mardison Mahyuddin juga mengimbau peganglah kepercayaan dan amanah yang telah diemban sebagai Pimpinan Pengganti BAZNAS Kota Pariaman, kelolalah Baznas ini secara transparan dan tepat sasaran, agar dana-dana yang terhimpun dapat dimanfaatkan secara maksimal dan berhasil-guna.
Dalam kesempatan itu, Plt. Walikota Pariaman Mardison Mahyuddin juga membantah telah terjadi komflik antara Pengurus BAZ dengan pemerintah Kota Pariaman selama ini. Menurutnya tidak ada polemik selama ini yang terjadi antara BAZNAS dan Pemerintah Kota Pariaman.
“Sebenarnya antara Pemerintah Kota dan Baznas itu tidak pernah terjadi kisruh, dan ini adalah masalah kesalah pahaman saja. Untuk masalah ini tentu saja perlu kita luruskan, bahwa Baznas itu adalah lembaga yang sangat penting dalam pemerintahan dan sangat membantu sekali dalam rangka untuk mengentaskan kemiskinan,” terang Mardison Mahyuddin.
Zakat yang dikelola oleh Baznas ini adalah semuanya murni dari zakat yang diberikan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN), yang tentu saja bisa kita gelontorkan dan kita berikan kepada masyarakat kota pariaman yang membutuhkan. Sesuai dengan program Pemko untuk mengentaskan kemiskinan di Kota Pariaman, Baznas adalah salah satu solusi dari masalah tersebut.
“Jadi kalau ada bahasa-bahasa yang mengatakan ada kisruh antara Baznas dan Pemko itu tidak benar, tapi yang terjadi hanya masalah kesalahpahaman saja yang tentu saja benang merahnya belum selesai. Saya selaku Plt. Wako tentu saja tidak ingin kesalah pahaman ini terjadi berlarut-larut, dan ingin secepatnya menyelesaikan permasalahan ini agar bisa berjalan baik kedepannya. Inilah hakikat dari pemerintahan tersebut, dengan adanya salah satu pimpinan Baznas mengundurkan diri, tentu saja perlu lagi diadakannya pengukuhan kembali karena, kalau ada yang tidak bisa bekerja tentu saja kita perlu evaluasi lagi dalam rangka untuk kembali sempurnanya sebuah tatanan pemerintahan di kota Pariaman,” jelasnya.
Dengan terpilihnya saudara H. Jamohor, S.Sos, M.M, S.IP sebagai ketua, Drs.H. Syofyan Jamal dan H. Khaidir, S.Sos, MM, yang mana masing-masing menjabat sebagai Wakil Ketua, saya menuntut kepada pengurus yang baru selama saya menjadi Plt. Wako, segera lakukan pekerjaan yang tertunda dengan cara memberikan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan dana yang sudah terkumpul lebih kurang sebanyak 5 milyar tersebut. Karena pemko hanya bisa mengelola dan mengatur dengan baik sesuai dengan porsinya.
“Saya ingin Baznas juga bisa mencari peluang-peluang zakat lainnya, jangan hanya mengambil zakat dari ASN saja, tapi juga harus punya motivasi untuk mencari dari sumber lainnya seperti, dari pengusaha, mesjid, desa, kelurahan, perantau, dan lainnya,” ujarnya. (Syh)
Discussion about this post