Kota Solok – Berdasarkan data yang diterima dari dinas kesehatan pemerintah kota Solok, terhitung dari bulan Januari hingga Agustus 2022, telah tercatat sebanyak 48 kasus DBD yang ada di Kota Solok. Guna mengantisipasi wabah Demam Berdarah Deunge (DBD) tersebut, Anggota Komisi II DPRD kota Solok, Andi Marianto.ST Politisi yang terlahir dari Partai berlambangkan pohon beringin itu, meminta pemerintah segera mengambil langkah cepat. Hal ini diharapkan agar masyarakat mewaspadai dengan menerapkan 3 M plus di lingkungan masing masing.
Hal itu ditegaskannya pada pemerintah daerah melalui dinas terkait, agar secepatnya mengambil langkah langkah untuk penanganannya.
“Pemerintah harus melakukan pemetaan untuk wilayah wilayah yang terdata rawan penularan DBD dan melakukan pengasapan (Fogging),” ujarnya.
Lebih lanjut Andi Marianto juga meminta adanya sosialisasi dan edukasi tentang pencegahan DPD ke setiap warga. Seperti halnya digitalisasi informasi, dalam bentuk video pencegahan dan penanganan DBD.
Penyakit infeksi virus Dengue ditularkan oleh gigitan nyamuk betina Aedes aegypti. Meningkatnya infeksi virus ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti curah hujan tinggi atau daya tahan tubuh yang lemah. Sebagian besar kasus banyak terjadi di daerah tropis dan sub tropis, imbuh Andi Marianto.
Anggota legislatif kota Solok itu menerangkan, sebelumnya ia mendapat laporan dari masyarakat terkait maraknya DBD ditengah musim Pancaroba ini. Mengetahui masalah tersebut, ia segera turun kelapangan dan mendesak dinas terkait untuk bergerak cepat dalam penanganannya.
“Terlepas penting atau tidaknya, Fogging harus dilakukan, minimal ada upaya pencegahan dari pemerintah daerah,” ungkap Andi Marianto, kepada media ini, pada Senin (5/9), melalui selulernya.
Andi Marianto berharap, dari Fogging serta Sosialisasi dan edukasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah setempat, dapat menekan lajunya angka penularan DBD di daerah setempat, dan diharapkannya, masyarakat selalu memakai pola hidup sehat dengan menerapkan 3 M plus yakni, Menguras tempat air, Menutup tempat air, dan Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti. (Cha)
Discussion about this post