Pagi itu tidak seperti biasanya, suasana lapau di Simpang Tabuik, Kampuang Cino, yang berada di pusat Kota Pariaman, Rabu (17/5), ramai disinggahi banyak tokoh lintas profesi. Mereka semua yang bergumul “maota” di lapau simpang Tabuik itu, merupakan para tokoh-tokoh eksponen di Piaman Laweh (sebutan untuk wilayah Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman).
Suasana ramai-riuh dengan berkumpulnya para senior lintas profesi di Kedai Kopi Pin Dabiah Simpang Tabuik, baik mereka (tokoh) yang produktif maupun veteran, pada pagi itu diketahui tanpa diagendakan sebelumnya.
Memang di lapau tersebut dikenal sebagai ‘lapau politik’ di Kota Pariaman. Tempat nongkrong sejumlah tokoh. Mulai dari wartawan senior, advokat, aktivis/pegiat sosial, pejabat aktif, pensiunan pejabat, pensiunan perwira TNI/Polri, politisi, akademisi, kontraktor, pengusaha, bahkan pimpinan Forkopimda sekalipun. Namun tak seperti yang terjadi pada Rabu pagi yang cerah itu.
Barangkali hal itu dimaknai dengan animo “langkah suok” dari H. Arisal Azis yang baru pertama kalinya nongkrong di lapau itu. Sesuai dengan primbon Jawa kuno yang konon masih diyakini, Rabu Pon merupakan hari yang baik dalam memulai segala sesuatu keberuntungan di dalamnya. Namun sebagai muslim, penulis haqul yakin, bahwa langkah, rezki, pertemuan dan maut adalah kuasanya Ilahi Rabbi. Artinya, pertemuan perdana H. Arisal Aziz dengan full tokoh eksponen Piaman Laweh, Rabu pagi di lapau itu diridhoi Allah SWT. Insyaallah.
H. Arisal Azis, penulis menyapanya dengan sebutan Ajo Sal. Saudagar sukses asal V Koto Kampung Dalam, Padang Pariaman. Tokoh rantau yang sangat disegani itu begitu familiar di telinga. Beliau disegani karena namanya yang harum, seharum sifat kedermawanannya. Seharum kepeduliannya dengan kampung halaman. Beliau adalah owner dari Grup Indah Kargo. Sebuah usaha yang bergerak di bidang ekspedisi. Usaha ekspedisi Ajo Sal ini sudah melalah sampai ke luar negeri.
Ajo Sal Masuk ke Ranah Politik
Pilihan untuk terjun ke dunia politik praktis oleh pengusaha sukses kelahiran 1969 ini bukan perkara mudah. Banyak partai politik yang meminang Ajo Sal untuk bergabung, namun ditolak mentah-mentah. Karena menurut pebisnis sukses ini, paradigma antara dunia bisnis dengan panggung politik itu berbanding terbalik 180 derajat.
Dalam berbisnis, para pebisnis sukses selalu berprinsip “bakato bana bajalan luruih”. Apa yang sudah keluar dari ucapan, itulah yang akan dipegang teguh. Karena berbisnis adalah soal kepercayaan. Jika tidak bisa dipercayai maka bersiaplah menghadapi kehancuran. Perihal itu diucapkan di awal mukadimah Ajo Sal dalam pertemuan perdananya, sebagai bagian pengenalan dirinya.
Sementara dalam dunia politik, tak jarang janji manis yang diutarakan banyak yang memaknai sebagai pemanis hiasan bibir belaka. Penulis menganalogikan, ibarat air, takkan bisa menyatu dengan minyak. Akan tetapi tentu tidak semua politisi punya karaktek yang demikian. Salah satunya Ajo Sal.
Penilaian penulis bukan tanpa alasan. Ajo Sal harus “dipaksa” terjun ke dunia politik untuk duduk sebagai anggota DPR RI dari Dapil 2 Sumbar. Dan ini adalah pilihan yang tepat. Sebab Ajo Sal butuh legitimasi untuk membangun kampung halamannya. Sebagai solusi kemaslahatan dan perpanjangan tangan daerah di pusat.
Selama ini Ajo Sal dalam membangun kampung halaman, mendongkrak ekonomi masyarakat, mendidik budi pekerti masyarakat, serta sejibun kegiatan-kegiatan sosial lainnya yang dicurahkan dengan pendanaannya yang mandiri untuk masyarakat, belum cukup jika tidak dibarengi dengan power di pemerintahan.
Ya, jika sudah berada dalam tubuh pemerintahan. Maka upaya serta cita-cita luhur mensejahaterakan masyarakat dan solusi kemaslahatan daerah dalam skala luas, yang sudah dilakukan selama ini akan jadi lebih totalitas.
Apatah lagi, kendaraan (partai) yang ditumpangi Ajo Sal saat ini tergolong berani. Sebab, dari diskusi yang disampaikan Ajo Sal tadi menyebutkan, dari sekian banyak partai politik yang meminangnya, hanya PAN yang berani membuat komitmen tertulis dengannya.
“Kenapa saya memilih PAN, karena partai inilah satu-satunya yang berani memberikan komitmen secara tertulis. Karena basic saya sebagai pebisnis adalah apa yang sudah tersirat, itulah yang jadi pegangan. Maka dalam politik, saya inginkan kepercayaan itu dibuat dengan komitmen. Makanya saya mantapkan diri sebagai calon anggota DPR RI dari Dapil 2 Sumbar dari PAN,” terang pria 54 tahun ini.
Discussion about this post