Oleh: Ikhlas Darma Murya (Wartawan Utama)
Banyaknya spekulasi bermunculan menambah kegamangan yang kian kuat merundung pedagang-pedagang penghuni kios penampungan sementara di Pasar Pariaman.
Alasannya logis, terhitung sejak tanggal dirubuhkan bangunan pasar, Senin (26/3/19), sampai detik ini, tak kunjung jua ada kepastian kapan pembangunan Pasar Pariaman yang dijanjikan Pemko Pariaman itu segera dimulai.
7 bulan sudah berlalu. Tak urung, peruntuhan bangunan pasar yang dilakukan Pemko Pariaman sarat berbau politis. Keterkaitan itu bukan tanpa alasan, waktu ajang dukung mendukung calon pada Pilpres kemaren digelar.
Saat itu diketahui, Wali Kota Pariaman Genius Umar santer disebut sebagai Tim Pemenang Jokowi-Ma’aruf di antara 11 orang lainnya kepala daerah menyatakan dukungan terhadap calon petahana. Hal tersebut ditandai dengan keterlibatan sejumlah kepala daerah ikut melakukan kampanye akbar yang ketika itu digelar di Kota Padang, termasuk Wali Kota Pariaman.
Alih-alih mendapat perhatian dari pemerintah pusat, malah rencana pembangunan pasar saat ini bisa jadi bumerang bagi Pemko Pariaman.
Pasalnya, anjloknya suara Jokowi di Kota Pariaman ketika hari pencoblosan berlangsung, diduga kuat menjadi pemicu lambatnya proses pemenang tender pembangunan Pasar Pariaman. Kendati proses pembangunan sudah dilelang melalui LPSE Kementerian PUPR sejak tanggal 23 Juli 2019.
Tak hayal Pemko Pariaman kecele, dituding melakukan spekulasi dini atas pembangunan pasar tanpa didasari perencanaan yang matang. Faktanya, sekali lagi, hingga saat ini belum ada yang bisa memastikan kapan pembangunan itu akan dilakukan.
Nopriadi Syukri, Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Kota Pariaman yang dihubungi, Senin (21/10/19), menjawab tidak tahu kapan proses pemenang tender yang berjudul Pembangunan Pasar Rakyat Kota Pariaman itu akan diumumkan. Padahal dirinya menduga, sudah lebih dari 8 kali perubahan jadwal evaluasi terjadi sejak awal masa pelelangan.
“Sudah lebih dari 8 kali perubahan jadwal. (Kapan proses evaluasi pengumuman pemenang lelang) saya tidak tau,” tulisnya singkat lewat pesan WhatsApp.
Sementara itu, tadinya, pedagang pasar beralasan mau menempati kios penampungan sementara, karena dijanjikan oleh Pemko Pariaman menunggu rampungnya pembangunan pasar baru yang lebih layak hingga Oktober 2019. Namun kenyataan, hingga tulisan ini diterbitkan, bulan Oktober yang dijanjikan sudah memasuki penghujung bulan.
“Kenapa pedagang mau menempati kios penampungan? Ya, karena tadinya pedagang dijanjikan cuma sampai bulan Oktober. Selepas itu kios baru hasil pembangunan pasar bisa ditempati kembali. Tapi kenyataan sekarang sudah masuk Oktober. Pembangunan masih belum jelas,” sebut Ali Mukhti, ketika itu Selasa (8/10/19).
Belum lagi laporan tindak pidana pengrusakan pasar yang dilaporkan sejumlah pedagang pasar ke kepolisian, menjadi momok tersendiri bagi Pemko Pariaman untuk melangsungkan pembangunan.
Semoga saja kekhawatiran sejumlah pihak ini, dapat diatasi sesegera mungkin oleh Pemko Pariaman tanpa menyisakan kendala.
Discussion about this post