Oleh Syafri Piliang
Wartawan Muda
Jakarta – Di sebuah ruang rapat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Selasa (2/09/2025), langkah seorang bupati muda dari Dharmasraya terdengar mantap. Annisa Suci Ramadhani, perempuan pertama yang memimpin kabupaten di ujung timur Sumatera Barat itu, datang tak sendiri. Di sampingnya terlihat duduk Andre Rosiade, anggota DPR RI politisi partai Gerindra yang sudah lama dikenal sebagai penghubung aspirasi daerah ke pusat.
Mereka menemui Menteri PUPR, Dody Hanggodo, bukan sekadar untuk bersalaman dan berbasa-basi. Di dalam map proposal yang dibawanya, Annisa mengusung segudang kebutuhan rakyat, jalan kabupaten yang retak di Sembilan Koto, Asam Jujuhan, dan Koto Gadang. Jembatan Ampalu yang selama ini dinanti menjadi urat nadi penghubung, serta Jembatan Pulau Mainan yang diharapkan dapat untuk membuka akses ekonomi masyarakat.
Tak berhenti sampai di situ, suara Annisa juga membawa keresahan soal air bersih. WTP (Water Treatment Plant) di Pulau Sawah, Sitiung, Sungai Dareh, dan Sungai Duo yang selama ini terseok melayani kebutuhan dasar masyarakat, ia minta segera untuk diperbaiki.
“Tujuan saya ke sini sederhana, agar kebutuhan mendesak masyarakat Dharmasraya segera ditangani. Kami tak ingin proposal hanya jadi tumpukan kertas di meja birokrasi,” ucap Annisa dengan tatapan serius.
Menteri PU merespons hangat. “Alhamdulillah, tanggapan beliau positif. Katanya akan segera diakomodir,” lanjut Annisa, sedikit lega.
Andre Rosiade yang duduk di sampingnya menegaskan komitmen: “Kami akan kawal sampai tuntas. Sinergi pusat dan daerah itu kunci percepatan pemerataan pembangunan.” ujarnya.
Dody Hanggodo, sang menteri, menutup pertemuan dengan janji teknis, usulan ini akan dipelajari dan dimasukkan ke skala prioritas. Di meja rapat, jajaran sekjen hingga dirjen ikut menyiapkan langkah konkret.
Pertemuan mungkin hanya berlangsung beberapa jam saja. Namun di baliknya, tersimpan harapan yang sangat besar, bahwa jalan-jalan rusak akan mulus, jembatan lama akan berdiri kokoh, dan air bersih akan mengalir deras di rumah-rumah Dharmasraya.
Di Jakarta, sang srikandi tak hanya sekadar membawa proposal saja. Ia membawa suara warganya. Suara yang berlapis kerikil jalan, berdesir di tepian jembatan sungai batanghari yang mengular sampai ke negeri Jambi. Dan berdesah dari kran air yang macet. Suara itu kini sudah sampai ke telinga Menteri. Tinggal waktu yang akan menjawabnya, apakah suara itu nantinya benar-benar akan berubah menjadi kenyataan tentu kita tunggu hasilnya.***
Discussion about this post