Pariaman — Upaya dan ikhtiar Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Pariaman dalam memajukan pariwisata Kota Pariaman patut diacungi jempol. Berbagai langkah strategis dan inovatif terus dilakukan agar kunjungan wisatawan dapat terus mengalami peningkatan.
Seperti peningkatan sarana dan prasarana di Pulau Angso Duo. Dalam rangka meningkatkan keamanan, kenyamanan dan kebersihan lingkungan bagi wisatawan yang berkunjung ke pulau, salah satu agenda yang dilakukan Dinas Pariwisata adalah melaksanakan pembangunan MCK yang representatif, serta sarana penunjang lainnya yaitu membangun kios untuk pelaku usaha kuliner dan UMKM.
Hal itu diungkapkan Kadis Pariwisata Kota Pariaman, Ferialdi saat bincang bincang santai dengan awak media pada Rabu (7/8).
Menurut Feri, semua destinasi wisata unggulan Kota Pariaman tak luput dari perhatian dinas untuk terus ditingkatkan. Terutama perbaikan sarana dan prasarana di kawasan Pantai Gandoriah yang sedang dilaksanakan, yaitu perbaikan Pentas Seni Pantai Gandoriah.
Dijelaskan Feri, Pentas Seni ini merupakan wadah untuk penampilan seni budaya dan penampilan musik, selain itu juga untuk promosi brand dan produk serta untuk acara pertemuan, reuni dan senam pagi.
“Pentas ini juga untuk acara hiburan pada Pesona Budaya Tabuik dan Even Piaman Barayo pada Hari Raya Idul Fitri,” terang Feri.
Yang menarik ketika menyinggung soal Tabuik, kata Feri, dengan adanya Event Pesona Budaya Tabuik, Kota Pariaman bisa mendatangkan jumlah pengunjung yang sangat banyak, sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat dan pertumbuhan ekonomi di Kota Pariaman.
“Kunjungan pada hari puncak mencapai 325 ribu orang. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap beberapa wisatawan, diperkirakan pengeluaran wisatawan per orang 125 ribu,” terangnya.
Adapun pengeluaran seperti makan, minum parkir, oleh-oleh dan souvenir, sehingga dapat diperkirakan transaksi perputaran uang pada saat hari puncak lebih kurang Rp 40 milyar lebih.
Untuk diketahui, Event Pesona Budaya Tabuik ini sangat berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat, dari sektor riil. Sebab pedagang kaki lima dan UMKM yang berjualan pada event Pesona Budaya Tabuik Piaman dari tanggal 07 s/d 21 Juli, yaitu sebanyak 524 unit usaha yang tersebar di Lapangan Merdeka dan Pantai Gandoriah.
“Untuk omset pedagang melalui observasi di lapangan rata-rata dari tanggal 07 sd 20 Juli sebesar Rp 300 ribu s/d Rp 400 ribu rupiah, sedangkan acara puncak even Tabuik sebesar 400 s/d 1 juta rupiah. Dari segi pendapatan para pedagang kaki lima dan UMKM dengan adanya even pesona budaya tabuik sangat signifikan sekali,” ulas Feri menjabarkan.
Dari segi promosi, Disparbud Kota Pariaman melakukan hal-hal ini : promosi melalui videotron di 9 titik di kabupaten/kota se Sumbar, videotron di Kemenparekraf, media sosial Kemenparekraf, media sosial Disparbud Kota Pariaman, media sosial Dispar Kota Pariaman, baliho di luar dan dalam Kota Pariaman, videotron di Bandara BIM, Telkomsel, Smartfren, Kemenkominfo dan live streaming pada acara puncak.
“Selain itu juga promosi di berbagai platform media sosial seperti: IG, FB, Youtube dan Tik Tok. IG setiap postingan kita kolaborasi dengan akun akun besar di Sumbar. Oleh karena itu selain kita mendapat penghargaan Even KEN dari Menparekraf, kita juga mendapatkan penghargaan dari Kemenparekraf, Dispar melakukan promosi even dengan baik dan tepat sasaran,” cakapnya.
Tak hanya memutar otak untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, pendapatan daerah serta peningkatan omzet pedagang, Disparbud juga melakukan pendekatan persuasif dan sosialisasi bagi pedagang yang selama tidak pernah berdagang di Pantai Gandoriah. Selain itu juga penataan pedagang yang sudah berjualan di trotoar dan di tepi jalan yang mengganggu estetika dan kenyamanan pengunjung.
Terakhir, Gerakan Rabu Bersih di Rumah Tabuik Pasa dalam rangka menyiapkan Rumah Tabuik sebagai museum di Kota Pariaman sebagai pelestarian budaya agar tetap terjaga dan tertata. (En/idm)
Discussion about this post