Oleh Syafri Piliang
Wartawan Muda
Pulau Punjung – Senin pagi di Gedung nan megah Auditourium Kantor Bupati Dharmasraya sedikit terasa agak berbeda. Hal ini terlihat dari senyum sumringah yang terpencar dari raut wajah anak-anak berseragam putih biru dan putih merah berbaur dengan rasa haru para orang tua. Mereka menjadi saksi peluncuran Program Beasiswa Dharmasraya Juara 2025 oleh Bupati Annisa Suci Ramadhani.
Sebanyak 2.000 siswa serta 30 guru dari sekolah negeri maupun swasta terpilih menjadi penerima manfaat. Nilai yang digelontorkan tak kecil, mencapai Rp1,2 miliar, sebagai ikhtiar menghadirkan pemerataan akses pendidikan di kabupaten yang masih muda belia itu.
Dalam sambutannya, Annisa menegaskan bahwa beasiswa ini bukan hanya sekadar bantuan biaya belajar tambahan. Namun, lebih dari itu, ia melihatnya sebagai bentuk investasi jangka panjang untuk menyiapkan anak-anak daerah ini agar lebih adaptif, cakap teknologi, kreatif, dan siap menghadapi tantangan global di masa mendatang.
Fokus utama tahun ini adalah pada bidang STEM sains, matematika, bahasa Inggris, koding, hingga kecerdasan buatan. Bidang yang selama ini mungkin terdengar jauh dari keseharian anak-anak kampung di Pulau Punjung, Sitiung, atau Sungai Rumbai, kini coba dihadirkan lebih dekat melalui platform digital.
“Kalau dulu akses bimbingan belajar hanya ada di kota besar, kini anak-anak Dharmasraya bisa menikmatinya tanpa harus pergi jauh,” kata Annisa.
Program ini lahir dari sinergi dan kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Dharmasraya dengan mitra strategis Ruangguru. Dukungan itu, kata Annisa, tak akan cukup tanpa peran orang tua dan guru sebagai pengawal. “Jangan sampai kesempatan ini hanya jadi aplikasi di gawai yang tidak dimanfaatkan,” ujarnya berpesan.
Plt Kepala Dinas Pendidikan, Bobby Perdana Riza, yang hadir mendampingi, menambahkan bahwa program ini akan terus dipantau efektivitasnya. “Kita ingin memastikan manfaatnya betul-betul dirasakan bagi anak-anak negeri ini,” katanya.
Harapan itu tentu tak datang tanpa tantangan. Sebagian wilayah Dharmasraya masih berhadapan dengan keterbatasan jaringan internet, sarana belajar, bahkan ruang kelas yang belum memadai. Di titik ini, program beasiswa digital menghadapi ujian: bagaimana teknologi bisa menembus sekat – sekat keterbatasan fisik yang masih nyata di banyak sekolah.
Namun, justru di sinilah letak keberanian sebuah terobosan. Dari keterbatasan itu, Dharmasraya mencoba melompat, menghadirkan ruang belajar baru yang tak lagi bergantung pada tembok kelas semata.
Dari Dharmasraya untuk Negeri Peluncuran Beasiswa Dharmasraya Juara 2025 mungkin baru langkah awal. Namun, ia menandai arah baru bagaimana daerah bisa ikut menyiapkan generasi unggul untuk masa depan.
Di tangan 2.000 anak yang kini menggenggam akses belajar digital, tersimpan harapan besar. Dari tepian Batanghari, Dharmasraya ingin menunjukkan bahwa pendidikan berkualitas tak harus lahir dari kota besar. Ia bisa tumbuh dari desa, dari nagari, dari ruang kelas sederhana, asalkan ada tekad untuk terus melangkah.
Seperti yang ditegaskan Bupati Annisa, program ini bukan hanya tentang tambahan belajar, melainkan tentang menyalakan cahaya dan mimpi besar agar anak-anak Dharmasraya tak hanya lagi siap menghadapi masa depan, tapi juga mampu ikut membentuknya sejak dari dini dan dimasa akan datang.***
Discussion about this post