Pekanbaru — Seperti tahun-tahun sebelumnya, jajaran Dinas Kominfo dan para wartawan Bukittinggi kembali melakukan kunjungan ke luar daerah, dan tujuannya adalah provinsi Riau. Dua kota dijadikan objek kunjungan, ibu provinsi, Pekanbaru dan Dumai.
Terdapat kesamaan, sekaligus perbedaan yang kian mencolok, terutama dari perkembangan pembangunan infrastruktur dan terutama pendapatan asli daerah (PAD)nya.
Dari usia, Bukittinggi dan Pekanbaru memiliki tahun kelahiran (hari jadi)nya yang sama, yaitu 1784, namun hanya berbeda bulan. Namun kota yang sejak dulu menjadi rantau banyak masyarakat Sumbar, Pekanbaru maju dan Dumai maju demikian pesat setelah diberlakukannya otonomi daerah.
Pekanbaru, sampai pemerintah Orde Baru khususnya dalam kondisi yang rata-rata sama dengan kota yang ada di Sumbar, namun “melaju pesat” setelah era reformasi sampai tumbuh menjadi kota metropolitan, termasuk keberadaan sejumlah lembaga lintas sektoral yang memiliki fungsi regional.
Salah satu diantaranya adalah LPP RRI Bukittinggi Pekanbaru, kini telah berfungsi sebagai Koordinator Wilayah XV yang membawahi sejumlah stasiun RRI di Riau dan Sumbar, sehingga “pititioning” nya telah meninggalkan Sumnar.
Meski demikian, khusus terhadap LPP RRI Bukittinggi, Kepala Stasiun RRI Pekanbaru, Muhammad Yudi Hidayat, mengakui bahwa Media Audio di Kota Jamgadang, tetap memiliki posisi dan peran khusus yang dicatat memainkan peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa.
Sebagaimana diketahui, sewaktu terjadinya Agresi Belanda ke II tahun 1948+1949, RRI Bukittinggi khususnya dengan pemancar YD6 yang kini disemayamkan di Museum milik TNI di Panirama, telah ikut menyelamatkan kemerdekaan saat masa PDRI.
Ini menjadi bagian sejarah panjang peranan RRI Bukittinggi dalam perjuangan meraih dan mempertahankan kemerdekaan bangsa. Nilai yang sampai kini masih dicatat.
Hal ini juga diakui Kepala Stasiun RRI Pekanbaru, M. Yudi Hidayat. Karena dengan perjuangan RRI Bukittinggi ini, LPP RRI sedang mengusahakan peningkatan statusnya menjadi Tipe B. Status yang telah disahkan untuk RRI Solo dan Jogjakarta yang juga memiliki nilai perjuangan sama dengan RRI Bukittinggi.
Di sisi lain, dari kunjungan ke RRI Pekanbatu ini juga diketahui peranan media informasi dan komunikasi tertua, cukup memainkan peran penting memberikan kontribusi terhadap Pemko Pekanbaru khususnya, terhadap penyampaian informasi pada pemerintah kota.
Bahkan RRI Pekanbaru, tambah Yudi, juga berperan aktif mengkoordinasi dan konsolidasi media massa dan wartawan yang ada di sini. Sehingga kerjasamanya dengan Pemko khususnya Diskominfo berjalan sangat aktif dan dinamus.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kominfo Bukittinggi, Suryadi memjekaskan, kunjungan studi pers yang dilaksanakan setiap tahun, selain sebagai wujud kemitraan juga dijadikan sebagai “reward” kepada media dan wartawan yang telah memberikan kontribusi informasi kepada Pemko.
Tentu saja dengan adanya kunjungan itu, Suryadi berharap bisa memberikan penambahan wawasan dan cakrawala, baik terhadap Diskominfo maupun wartawan di Bukittinggi. (Pon)
Discussion about this post