“Ajak Basamo Samo Turun ka Bawah Mengawasi Dunsanak Kito”
Pariaman — Situasi sosial yang mengkhawatirkan di Padang Pariaman mendorong Bupati John Kenedy Azis mengambil langkah cepat. Secara mendadak, ia mengundang berbagai unsur masyarakat ke Pendopo Bupati untuk menggelar diskusi bersama menyikapi maraknya persoalan sosial dan kriminal yang mencoreng wajah daerah, Minggu (22/6/26).
“Sengaja kami hadirkan seluruh dunsanak ke pendopo ini untuk menyikapi berbagai isu kemasyarakatan yang menyelimuti Padang Pariaman. Ini tanda bahwa Padang Pariaman tidak sedang baik-baik saja,” ujar Bupati JKA dalam arahannya.
Didampingi Wakil Bupati Rahmat Hidayat, Sekretaris Daerah, unsur Forkopimda, serta kepala perangkat daerah, pertemuan ini juga dihadiri Ketua Harian LKAAM Sumbar Dr. Amril Amir Dt. Lelo Basa, Ketua MUI Padang Pariamab, Ketua LKAAM Padang Pariaman, Bundo Kanduang, Forum Camat, Forum Wali Nagari, unsur Bamus, cadiak pandai, pimpinan pondok pesantren, kepala Kemenag, organisasi kemasyarakatan, serta arganisasi pemuda.
Bupati JKA menyebut, rangkaian kasus seperti pembunuhan sadis terhadap Nia, kekerasan seksual terhadap anak, hingga kasus mutilasi terhadap tiga remaja putri menjadi peringatan keras bagi semua pihak.
“Saya tak mau kehilangan momen untuk mencari solusi. Kita harus cepat dan tanggap,” tegasnya.
Ia pun mengajak seluruh elemen adat, agama, dan pemerintahan untuk turun ke bawah, menyapa dan memantau anak kemenakan.
“Kepada ninik mamak, alim ulama, pemuda, mari kita jaga bersama generasi ini. Jangan ada lagi tragedi serupa terjadi di Padang Pariaman yang kita cintai,” pintanya.
Suasana diskusi berlangsung hangat dan serius. Berbagai tokoh menyampaikan pandangan dan saran untuk dijadikan agenda tindak lanjut pemerintah daerah.
Ketua Harian LKAAM Sumbar Dr. Amril Amir Dt. Lelo Basa menyambut baik langkah Bupati. Ia menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai keagamaan sejak dini.
“Isi hati sanak dan kemenakan kita dengan Alquran. Setidaknya anak-anak kita hafal juz 30 sebelum tamat SD,” tuturnya.
Ketua MUI Padang Pariaman bahkan menyebut situasi saat ini seperti kembali ke zaman jahiliah.
“Kalau tak segera kita atasi, akan semakin parah. Kita siap mendukung langkah Pak Bupati, termasuk turun langsung ke masyarakat,” ujarnya.
Kapolres Padang Pariaman AKBP Ahmad Faisol juga menyampaikan dukungannya.
“Kalau tidak ada keseriusan dan kolaborasi, masalah ini takkan selesai. Ini momentum penting dan pintu masuk bagi kita untuk kerja komprehensif,” katanya.
Sejumlah tokoh adat menyoroti lunturnya peran ninik mamak dalam keluarga.
“Ada pergeseran kebiasaan. Hubungan emosional antara kemenakan dan ninik mamak melemah. Ini harus kita pulihkan,” ungkap salah seorang niniak mamak.
Usulan konkret juga muncul, seperti penegasan peran ninik mamak dalam setiap prosesi adat, penguatan pengawasan keluarga oleh Bundo Kanduang, serta pemanfaatan Dana Desa untuk program sosial dan pendidikan di nagari.
Menutup pertemuan, Bupati JKA menyampaikan beberapa langkah konkret hasil kesepakatan bersama, untuk kita bersamai menjalankannya. Di antaranya penutupan kafe yang tidak memiliki izin. Pengaturan jam bermain anak-anak, surat kesepakatan bersama (SKB) yang sudah disepakati bersama lintas sektor dan unsur untuk dijalakan secara komitmen. Serta Mendorong anak-anak untuk mendalami ajaran Islam dan hafalan Alquran.
“Kita mulai dari yang kecil, tapi nyata. Mari kita galakkan sentuhan langsung ke anak kemenakan kita. Ini ikhtiar bersama demi masa depan Padang Pariaman,” pungkas JKA. **
Discussion about this post