Terasa panas aura konstelasi perpolitikan nasional di Pilkada serentak 2024 kali ini. Akibat dari itu, sistem demokrasi kita di tahun politik sekarang bisa dibilang sedang tidak sehat-sehat saja. Skenario cakada lawan kotak kosong begitu masif diupayakan di beberapa daerah.
Tentu jika ini sempat terjadi, merupakan salah satu tindakan pragmatik yang tidak mengedepankan etika dan adab dalam berpolitik, kendati undang-undang tak mengaturnya.
Dari informasi yang awak terima, yang sudah terverifikasi pemberitaannya di media-media mainstream, setidaknya disebutkan ada 20 daerah se-Indonesia berpotensi melawan kotak kosong.
Upaya memborong partai oleh cakada di Pilkada serentak 2024 ini menurut awak, energi yang ditimbulkan dari cara ini mencerminkan pendidikan politik tak beretika. Namun inilah dinamika politik. Skema yang dibuat kembali pada niat dari para paslon.
Nah, potensi melawan kotak kosong dengan memboyong semua parpol, agaknya isu ini juga deras mengapung di Kabupaten Padang Pariaman. Karena melihat pertarungan head to head calon kepala daerah antara John Kenedy Azis (JKA) dengan petahana Suhatri Bur (SB), sangat memungkinkan untuk terjadi.
Sejauh ini awak melihat, awalnya upaya memainkan skenario kotak kosong ini tengah diperankan John Kenedy Azis. Dari informasi yang awak tangkap, JKA sudah memboyong 29 kursi di DPRD Padang Pariaman dari total 40 kursi yang ada hasil Pemilu 2024, menyisakan 11 kursi untuk koalisi SB.
Di antara parpol yang akan mengusung JKA ialah: Partai Golkar (5), Nasdem (5), Demokrat (4), PKS (4), PKB (5), PDIP (1), terakhir Gerindra (5) dengan total 29 kursi, dengan sisa parpol koalisi yang sudah dibangun SB: PAN (7) dan PPP (4).
Akan tetapi, akhir-akhir ini santer diisukan JKA masih berusaha merebut PPP dari tangan SB, yang memungkinkan SB tidak akan mendapatkan tiket untuk maju Pilkada, karena gagal mencukupi syarat minimal dukungan parpol 8 kursi di DPRD.
Drama merebut PPP dari tangan SB masih berjibaku di tingkat DPP. Tapi apakah SB diam? Awak melihat SB harus bergerak. Kata UAS dalam ceramahnya, sombong terhadap kesombongan adalah bagian dari ibadah.
Ini menarik! Nada-nada bias yang menyebut SB akan membalikkan keadaan perlahan muncul, mengingat gangguan yang diciptakan sesama kompetitor dari partai koalisinya cukup membuat gerah loyalis SB.
Jelas jika ini terjadi, kontestasi politik di Padang Pariaman akan berbalik awah menjelang penetapan pasangan calon ke KPU yang tinggal menghitung mundur sampai tenggat 29 Agustus ini. Wallahu ‘alam bishawab.
Discussion about this post