Limapuluh Kota – Rizki Kurniawan Nakasri ( RKN ) Calon Wakil Bupati No. Urut 03 berpasangan dengan H. Safarudin Dt. Bandaro Rajo salah satu Cabup dan Cawabup Limapuluh Kota dalam debat calon Session II (28/11).
Menyampaikan solusi stabilisasi harga Produk Unggulan 50 Kota (Gambir)‘l. Bahwa anjloknya harga Gambir merupakan satu persoalan yang kompleks, “Untuk mengatasinya kami menawarkan dua gagasan. Menyempurnakan konsep Resi Gudang dengan memastikan adanya dukungan anggaran dan modal secara teori Resi Gudang sudah baik, namun saat ini tidak berjalan sesuai konsep karena tidak adanya dukungan anggaran ataupun modal,” ujar RKN.
Selanjutnya RKN mengatakan. Dari mana anggaran dan modal ini bisa kita dapatkan, Pertama tentu dari apbd, sebagian kecil, sifatnya stimulus dan bukti keseriusan/keberpihakan. Kedua, dapat bersumber dari pinjaman daerah.
“Ketika kita memiliki anggaran/modal maka kita dapat membeli Gambir petani dengan harga yang wajar pada saat harga anjlok, Ketika harga kembali stabil kita dapat melepasnya ke pasaran,” tukuknya.
Dalam paparan RKN mengatakan, “Kita wajib mendorong pengusaha-pengusaha lokal untuk membuat/memproduksi produk turunan Gambir, pemerintah juga harus berupaya untuk membangun komunikasi dengan berbagai pihak agar pasarnya terbuka, Kami beberapa kali bertukar pendapat dengan salah seorang anak muda pengusaha Gambir di Mungka, saat ini beliau sudah mensuplai ratusan kg produk turunan Gambir ke salah satu industri farmasi di Bandung, kami sampaikan kepadanya, bahwa SAFARI akan mendorong nya dan juga dengan pengusaha-pengusaha lokal lainnya untuk terus tumbuh dan berkembang, Kami akan mengkomunikasikan dengan berbagai pihak baik dalam dan luar negeri agar pasarnya bertambah luas,” ujarnya.
Dalam waktu dekat, 1-5 tahun kedepan kita bisa memprioritaskan kebijakan resi gudang. Ini lebih rasional. Kita hanya perlu mengupayakan dukungan anggaran dan modal tambahan. Ini sangat masuk akal.
Produk turunan yang berharga 1 jt/kg atau lebih,untuk skala produksi lebih besar, sebagai solusi anjloknya harga gambir, baru bisa dinikmati petani Gambir paling cepat tahun ke 6 dari sekarang. “Kita dapat memulainya dari sekarang, bekerja serius, melakukan penelitian-penelitian, memproduksi skala kecil terlebih dulu, membangun pasarnya, sampai akhirnya kita memproduksi massal sesuai permintaan pasar,” tutup RKN. (bbz)
Discussion about this post