OKU Selatan — Harga pupuk bersubsidi yang telah ditetapkan Kementerian Pertanian (Kementan) pascapenurunan harga sebesar 20 persen pada 22 Oktober 2025, masing-masing Rp 90.000 per zak untuk Urea dan Rp 92.000 per zak untuk NPK Phonska, hingga kini tidak ditemukan sesuai ketentuan di OKU Selatan. Sejumlah kios dilaporkan tetap menjual pupuk dengan harga jauh di atas HET.
Pemberitaan mengenai tingginya harga pupuk bersubsidi di OKU Selatan hampir setiap hari menghiasi media daring. Namun berbagai temuan tersebut tidak berbanding lurus dengan tindakan pengawasan pihak terkait.
Alih-alih menindaklanjuti, oknum pengawas justru terlihat menyangkal informasi dari awak media dan cenderung menutup mata atas kondisi yang terjadi di lapangan.
Oknum petugas PT Pupuk Indonesia (PI) berinisial YN, yang bertugas mengawasi wilayah OKU Induk dan OKU Selatan, diduga kuat menjadi “tameng” bagi sejumlah kios atau pedagang pupuk yang menjual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Respons YN dinilai lebih sering berupa bantahan ketimbang upaya verifikasi langsung di lapangan. Sebelumnya, pada 2 Desember 2025, awak media memperoleh rekaman pengakuan pemilik Kios Pupuk Bersubsidi F4 Pratama di Desa Ruos, Kecamatan Buay Rawan.
Dalam rekaman tersebut, pemilik kios mengakui bahwa harga jual pupuk di atas HET disebabkan oleh beban modal usaha yang diperolehnya dari pinjaman bank.
Ketika dikonfirmasi pada Jumat (5/12), awak media mencoba meminta pendapat YN terkait temuan di kios tersebut.
Dalam sambungan telepon WhatsApp, YN justru meminta agar awak media menghadirkan langsung petani pembeli dan pemilik kios atau Ketua Forum Pupuk.
“Jika ada temuan harga seperti yang diberitakan, bapak pertemukan saja petani yang beli dengan kios yang menjual pupuk bersubsidi atau Ketua Forum Pupuknya,” ujar YN melalui sambungan telepon.
Terang, sikap YN tersebut dinilai sebagai bentuk pengalihan dan upaya menghindar dari substansi permasalahan.
Ironisnya, YN yang diminta langsung untuk turun ke lokasi guna membuktikan kebenaran informasi yang dimaksud, tetap memilih untuk bergeming. Jawaban YN tetap penuh bantahan dan tidak menunjukkan itikad untuk melakukan pengecekan.
Rangkaian sikap tersebut semakin menguatkan dugaan adanya permainan dalam rantai distribusi pupuk bersubsidi, yang berdampak pada tingginya harga jual pupuk jauh di atas HET di sejumlah kecamatan di OKU Selatan. (Sry)



Discussion about this post