Pasaman R.Investigasi — Wakil Bupati Pasaman terpilih, Sabar AS mengunjungi Museum Tuanku Imam Bonjol di Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Senin kemarin.
Dalam kunjungan tersebut turut didampingi Dinas Pemuda Olahraga, dan Pariwisata melalui Kabid. Pariwisata, Ahmad Bukhari dan Camat Bonjol beserta jajaran.
Wakil Bupati Pasaman terpilih, Sabar AS mengatakan kunjungan tersebut dilakukan guna memastikan kondisi Museum Tuanku Imam Bonjol yang kondisinya kian memprihatinkan.
“Didalam Museum Tuanku Imam Bonjol ini terlihat jelas isi yang ada di museum, berupa peninggalan senjata dan perlengkapan lainnya yang digunakan oleh Tuanku Imam Bonjol yang tertata tapi didalamnya. Hal ini mengingatkan kita akan kenangan perjuangan yang keras melawan penjajahan Belanda,” ungkap Sabar AS yang juga Presidium MW KAHMI Sumbar terpilih ini.
Menurut Sabar AS, kendala yang musti dibenahi yaitu kurangnya perawatan dan pengelolaan museum serta kurangnya Sapras pendukung Wisata.
“Kondisi bangunan bagian luar yang kian memprihatinkan dan kurang terawat. Rumput liar yang kurang terbenahi dengan baik. Sehingga kesan museum ini tampak seperti bangunan tua dan angker. Hal ini yang akan kita benahi kedepan dalam perawatannya. Agar kembali bisa dikunjungi wisatawan kedepannya,” tambah Sabar AS.
Sabar AS menilai potensi Wisata Museum Imam Bonjol sangat didukung dengan objek wisata lainnya seperti Arum Jeram di Bonjol, kawasan wisata Agro Puncak Tonang, Embun Water Park Lubuk Sikaping, Cagar Alam Rimbo Panti, Sontang Park, Bensos, Puncak Kumoyen Tapus, Puncak koto panjang dan lainnya.
“Dengan begitu maka Musium Tuanku Imam Bonjol berpeluang sebagai ikon Utama Wisata daerah ini yang berskala Internasional dengan melakukan pengembangan wisata terpadu dan berkesinambungan,” katanya.
Selain itu kata dia dilakukan pengembangan komunitas masyarakat seperti komunitas Arum jeram, komunitas penggiat wisata haritage dan sejarah, dan komunitas agro wisata.
“Tentu hal ini melibatkan urusan pariwisata dan ekonomi kreatif, kebudayaan, pemuda dan olah raga, pertanian, perindustrian dan perdagangan serta umkm, urusan pekerjaan umum, cagar budaya. Membentuk Pokdarwis maupun nagari sekitarnya sebagai Nagari (Desa) Wisata yaitu Nagari Ganggo mudiak dan nagari Ganggo Hilie Kecamatan Bonjol, Pasaman,” katanya.
Sementara Kepala Bidang Pariwisata Disporapar Pasaman, Ahmad Bukhari mengatakan saat ini yang masih jadi kendala yaitu lahan Museum Tuanku Imam Bonjol yang masih dibawah pengelolaan Pemprov Sumbar.
“Lahan dan bangunan Museum Tuanku Imam Bonjol ini masih kewenangan dari Pemprov Sumbar. Kita dari Pemda sudah 2 kali mengajukan permohonan ke Pemprov Sumbar untuk dipindahkan pengelolaannya ke Pemkab Pasaman. Namun sampai hari ini belum juga direalisasikan oleh Pemprov Sumbar,” kata Ahmad Bukhari.
Ahamd Bukhari mengatakan kondisi banguban bagian luar museum sudah sangat memprihatinkan dan perlu dilakukan rehab berat.
“Sangat memprihatinkan dan sangat tidak terawat. Kita harapkan bangunan bagian luar Museum ini bisa direhab berat. Bisa membutuhkan biaya Rp2 Miliar,” katanya.
Saat ini kata dia Pemda Pasaman hanya bisa membiayai kebutuhan operasional Museum Imam Bonjol saja seperti biaya petugas, biaya listrik, dan kebersihan.
“Kami sangat terharu dengan apa yang dicita-citakan Pemkab Pasaman untuk kemajuan pembangunan Museum ini. Semoga nantinya bisa terealisasi dengan baik. Agar kembali menjadi salah satu tujuan wisatawan ke Pasaman yang berimplikasi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD),” tutupnya.
(RIS).
Discussion about this post