Jakarta — Ketua RW 016 Kapuk, Jumadi, meminta agar mekanisme pembagian bantuan sosial (bansos) berupa beras dilakukan di setiap RW masing-masing, bukan terpusat seperti yang terjadi saat ini.
Permintaan tersebut disampaikan Jumadi saat kegiatan penyaluran bansos di Sekretariat RW 013 Kapuk, Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, pada Selasa (12/8). Penyaluran bansos ini merupakan program dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) berupa beras 20 kg untuk dua bulan kepada warga penerima bantuan pangan (PBP). Kegiatan ini dilaksanakan bekerja sama dengan PT Jasa Prima Logistik Bulog
Jumadi menyampaikan bahwa mekanisme pembagian bansos saat ini tidak ideal, terutama karena digabungkan antara RW 016 dan RW 013.
“Pembagian bansos berupa beras 10 kg seperti ini menurut saya tidak benar. Seharusnya pembagian dilakukan di tiap RW seperti sebelumnya. Saat ini kami digabung dengan RW 013, padahal RW 016 memiliki 853 penerima undangan. Jika dikalikan untuk dua bulan, yaitu Juni dan Juli, berarti ada 1.706 paket beras. Antriannya sangat panjang dan melelahkan,” jelas Jumadi.
Ia menambahkan, lokasi pembagian yang jauh serta banyaknya warga lanjut usia (lansia) yang harus ikut antre menjadi perhatian serius.
“Kasihan para lansia harus antre lama. Kami takut ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi akibat antrean yang membludak,” lanjutnya.
Jumadi mewakili para ketua RW lainnya berharap ke depan ada kebijakan dari Bulog untuk mendistribusikan bantuan langsung ke masing-masing RW, agar prosesnya lebih tertib, manusiawi, dan merata.
“Mudah-mudahan keluhan kami para ketua RW bisa didengar oleh Bulog,” pungkasnya.
Red/amr
Discussion about this post