PARIAMAN, REPINVESCOM
Banyak pemikiran-pemikiran tajam yang dilahirkan dari ketiga pasang calon Walikota dan Wakil Walikota Pariaman periode 2018-2023, sewaktu acara Debat Publik putaran pertama yang digelar KPU Pariaman Sabtu malam tadi (5/5/18) di aula kampus STIE Sumatera Barat, Jl. Wolter Monginsidi, By Pass, Pariaman.
Acara debat yang terselenggara kurang lebih selama dua jam itu dimulai sesuai dengan jadwal, pukul 20.00 WIB. Debat putaran pertama ini bertemakan “Peningkatan Kesejahteraan, Potensi Daerah dan Pelayanan Publik” berasa cukup panas dan bernas.
Ketajam analisa-analisa pasangan calon membedah visi-misi masing-masing begitu dipahami. Saling menguasai materi. Para kandidat berlomba-lomba memberikan solusi dari kompleksitas persoalan yang mereka temui di seluruh lini, terhitung sejak 15 tahun silam pasca otonomi kota ini berdiri, tentunya dengan analisa pemahaman mereka mengupas RPJMD per lima tahun yang sebentar lagi tutup buku.
Namun, dari 6 segmen yang dihadirkan penyelenggara acara. Pada segmen ke lima menjadi sesi yang paling ditunggu. Yakni sesi tanya jawab antar paslon. Sesi yang sekaligus dapat dijadikan acuan tolok ukur masyarakat menilai kemampuan paslon. Karena di sinilah statment tajam para kandidat saling menghujam. Pertanyaan-pertanyaan tajam, bernas dan menggelitik pun berhujanan.
Pasangan nomor urut 2 Dewi-Pabrisal mendominasi segmen ini dengan pertanyaan-pertanyaan yang menohok. Terlebih pertanyaan kritis yang dilontarkan oleh Dewi Fitria Deswati (kandidat cawako nomor urut 2), menohok Mardison (kandidat wakil walikota nomor urut 3). Sontak saja, pertanyaan Dewi itu membuat Mardison jadi salah tingkah terlihat.
“Skakmat” Dewi menohok Mardison disambut sorakan audiens yang memenuhi ruangan debat di aula gedung. Bahkan sorakan yang sejatinya bernada miris itu pun lebih santer lagi terdengar di luar.
Maklum, fasilitas tenda dan kursi yang disediakan panitia untuk para relawan dan masyarakat Kota Pariaman, tak cukup menampung kehadiran mereka yang datang bergerombolan menyaksikan debat calon pemimpin mereka.
Di zaman Genius mendampingi Mukhlis Rahman dengan tema lanjutkan, sebut Dewi menghujamkan pertanyaan kepada Genius (kandidat cawako nomor urut 3), apa yang mau dilanjutkan? “Melanjutkan yang gagal atau yang sukses. Kalau sukses indikatornya apa, karna kita cuma punya PAD Rp 30 miliar dari APBD Rp 750 miliar,” cadas Dewi bernas.
Tak sampai di situ, Dewi pun meneruskan pertanyaan yang kedua ditujukan untuk Mardison. “Satu lagi saya ingin bertanya. Apakah Pak Mardison yakin bisa mendampingi Pak Genius? Dari tadi saya lihat diam saja. Saya ingin bertanya, langkah kongkrit apa yang dilakukan dalam mendampingi Pak Genius. Karena biasanya persoalan yang terjadi antara eksekutif dengan legislatif, karena wakil yang mendampingi walikotanya belum mampu mengimbangi program yang dibuat walikotanya,” ujar Dewi menohok Mardison yang dia nilai hanya “mematung” saja. Sorak audiens yang bergemuruh pun tak terbendung.
Discussion about this post