PESSEL – Guna membahas penanganan dan evaluasi stunting di masyarakat, Kepala UPT Puskesmas, Tanjung Makmur, Kecamatan Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) ikut menghadiri kegiatan lokakarya mini tingkat kecamatan.
Kepala UPT Puskesmas Tanjung Makmur, Yulia Nilawati, mengatakan, stunting adalah keadaan dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur sebayanya. “Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO,” katanya.
Dia menjelaskan bahwa stunting terkait dengan banyak penyebab, antara lain aktor asupan gizi ibu dan anak, status kesehatan balita, ketahanan pangan, lingkungan sosial dan kesehatan. Termasuk juga kondisi lingkungan pemukiman, kemiskinan, dan lain-lainnya.
“Diagnosis stunting kita lakukan melalui tanya jawab oleh petugas kesehatan seputaran asupan makan anak, riwayat pemberian ASI. Termasuk juga riwayat kehamilan dan persalinan, serta lingkungan tempat tinggal anak,” jelasnya.
Setelah itu baru dilakukan pemeriksaan fisik berupa mengukur panjang atau tinggi badan, berat badan, lingkar kepala dan lingkar lengan anak.
“Nah, seorang anak dapat di diagnosis stunting bila tinggi badannya berada di bawah garis merah (-2 SD). Dan itu berdasarkan kurva pertumbuhan WHO,” tutupnya. (Rls)
Discussion about this post