Jawa Tengah — Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini tengah menghadapi tantangan pangan yang bersifat multidimensi. Kementan terus berupaya menjaga ketersediaan, akses dan konsumsi pangan hingga nilai tambah serta daya saing industri sektor pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimis Indonesia bisa kembali swasembada pangan pada dua hingga tiga tahun ke depan.
Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar swasembada pangan bisa tercapai diantaranya dengan meningkatkan produksi dalam negeri.
Mentan mengungkapkan bahwa pihaknya akan fokus dalam memperkuat produksi berbagai komoditas strategis dalam satu tahun ke depan.
“Saya optimistis target tersebut dapat tercapai seperti yang pernah dilakukan Indonesia pada 2017 dan 2021 lalu,” ujarnya.
Amran menambahkan bahwa untuk menekan angka impor beras, untuk sementara Indonesia tahun ini berencana mendatangkan sebanyak 3,5 juta ton beras. .
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa saat ini ada beberapa bahan pangan yang masih impor. Namun pemerintah terus memikirkan agar Indonesia mampu menyediakan pangan sendiri dan memanfaatkan pangan lokal.
Kalau ditanya bagaimana suport BPPSDMP (Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian) terhadap ketahanan, tentu kita support dari SDM nya. SDM pertanian itu ya petani, praktisi pertanian dan penyuluh pertanian, jelas Kabadan Dedi.
Kita genjot agar mereka terus berproduksi dan penyuluh harus tetap turun ke lapang, ke sawah dan ladang untuk mendampingi petani tingkatkan produksi. “Karena produksi tidak boleh delay, tidak boleh tertahan apalagi terlambat,” tegasnya.
Kondisi pangan dunia dan Indonesia saat ini, dimana ada 10 negara kelaparan serius dan sebanyak 735 juta penduduk dunia kelaparan. Sedangkan di Indonesia sekitar 7-16% masih rentan kelaparan. Bahkan beberapa negara eskportir beras mulai menstop ekspor, diantaranya India, Rusia, Bangladesh, Pakistan dan Kamboja. Untuk stok Bulog tersedia 1,38 juta ton, sehingga Indonesia direkomendasi impor 3,5 juta ton beras.
Untuk mengatasi semua, maka dilakukan langkah-langkah strategis atau dikenal dengan 10 langkah Tanaman Pangan Presisi 2024 guna mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045 dan swasembada padi berkelanjutan. Program-program lainnya juga tengah digencarkan diantaranya Gerakan IP 400 atau setahun 4 kali panen dan Methuk Jempolan.
Dan untuk fokus program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2024 adalah bantuan benih padi dan jagung, sarana produksi padi, alsintan pasca panen dan optimasi lahan rawa serta bantuan saprodi .
Di tempat terpisah Kepala kantor Perwakilan Supersemar Law Firm Jawa Tengah, Didik Harijanto A.Md menyebut
sudah saatnya di 2024 nanti di bawah kepimpinan Presiden RI terpilih H Prabowo Subianto Indonesia bangkit menjadi lumbung swasembada pangan dunia. “Tentunya dengan didukungnya regulasi khusus yang lebih mendukung kepentingan para petani seluruh Indonesia,” terangnya.
Red/amr
Discussion about this post