PARIAMAN _ Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, berikan kuliah umum kepada ratusan mahasiswa Politeknik Kelautan dan Perikanan (KP) Pariaman, Selasa (8/6/2021).
Dalam materinya, Benny Rhamdani, menekankan kepada seluruh mahasiswa untuk belajar sunggu-sungguh, karena peluang untuk bekerja diluar negeri cukup besar. Untuk itu, pengetahuan mahasiswa harus diasah, komunikasi dan bahasa harus dikuasai, karena selama di luar negeri mereka tidak hanya membawa nama kampus atau sekolah, namun juga nama negara Indonesia, dan ketika mahasiswa atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) menguasai hal tersebut mereka tidak akan diremehkan di luar negeri.
“Kalian berpeluang bekerja di luar negeri, sehingga kalian harus benar dan siap sesuai dengan keahlian masing-masing. Apalagi Politeknik KP Pariaman yang memang mempersiapkan khusus kader-kader bangsa untuk itu,” jelasnya.
Selain itu, Benny Rhamdani juga menekankan, jika nanti mahasiswa mendapat peluang bekerja keluar negeri, berangkatlah melalui jalur resmi yang dijamin dan dilindungi oleh negara. Dan hati-hati jangan mau berangkat secara ilegal yang berpotensi bisa merugikan diri sendiri.
“Jika sukses di luar negeri jangan sampai lupa dengan kampung halaman dan tetaplah merah putih dan memegang teguh Pancasila,” sebutnya.
Lebih jauh, Benny Rhamdani menyampaikan, Pekerja Migran Indonesia (PMI) bukanlah pekerja rendahan atau sumber masalah yang disangkakan selama ini, mereka adalah pahlawan devisa yang menyumbangkan 159,6 T pada negara. Karena mereka yang bekerja ke luar negeri sudah memiliki keahlian, keterampilan, dan kemampuan yang harus dihargai dan diapresiasi.
“PMI itu sejatinya adalah pahlawan, dan pahlawan harus diperlakukan dengan penuh rasa hormat oleh negara,apapun yang menjadi mimpi mereka harus difasilitasi oleh negara,” tegas Benny.
Sementara itu, saat disinggung dampak di masa pandemi Covid 19 yang tengah melanda saat ini, Benny Rhamdani, mengakui dan tidak memungkiri bahwa peluang bekerja di luar negeri terdampak. Dari 150 negara penempatan selama ini, baru 52 negara yang kembali membuka masuknya tenaga kerja Indonesia kenegara penempatan. Sementara Jepang, Korea dan Taiwan minsalnya masih menutup, akibat pandemi.
“Kita berharap pandemi segera berakhir agar negara penempatan kerja kembali dibuka, agar angka pengangguran tidak meningkat,” tutupnya. (Syh)
Discussion about this post