PADANG PARIAMAN – Dalam sepekan belakangan di media sosial, ramai bermunculan foto tiga orang pemuda yang menggotong anggota keluarganya yang tengah sakit dengan tandu, untuk dibawa berobat ke rumah sakit dengan jarak tempuh lumayan jauh. Potret daerah yang terisolasi itu ternyata diketahui berada di Korong Air Sunsang Durian Angek (Asda), Nagari Sikucua Barat, Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Padang Pariaman.
“Ada sepanjang enam kilometer jalan yang rusak di kampung kami ini. Sehingga kami harus menggunakan tandu darurat dari kayu beralaskan kain sarung untuk membawa warga yang berobat di sini,” kata Wali Korong Air Sungsang Durian Angik (Asda), Nagari Sikucua Barat, Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman, Safrinal, pada Selasa (3/12/2019), dikutip dari beberapa media lokal.
Hal itu terjadi, bukan karena tidak adanya kendaraan yang mau mengangkut warga yang tengah sakit itu berobat. Namun menurut Syafrinal, keadaan tersebut dipicu lantaran kondisi jalan yang tidak memberikan akses terhadap kendaraan. Kondisi jalan yang parah itulah membuat warga terpaksa menggotong keluarga atau tetangga mereka yang sakit, dengan menggunakan tandu darurat dari kayu beralaskan sarung. “Ada sepanjang 6 kilometer rusak jalan di kampung kami,” sebut Safrinal.
Padahal, lebih dari 100 kepala keluarga bermukim di Korong Asda. Mereka tidak bisa berbuat banyak di saat turun hujan, karena akses jalan di kampung mereka berlumpur tebal dan licin, sehingga membahayakan keselamtan mereka jika memaksa menggunakan kendaraan. “Iba hati, begini betul nasib kami warga Korong Asda. Harus ditandu untuk berobat. Bagaimana kalau situasi kritis, bisa-bisa nyawa melayang sebelum terobati, bisa-bisa ibu hamil melahirkan anaknya sebelum sampai di puskesmas ,” kata Safrinal.
Stigma tersebut tentu saja memicu persepsi negatif, mengingat Bupati Ali Mukhni yang melulu sibuk dengan Tarok City. Sehingga kehidupan ratusan warga di Korong Asda serta di berbagai belahan korong lainnya terabaikan, dampak dari isolasi pembangunan Tarok City.
Melihat keadaan tersebut, mantan anggota DPR RI tiga periode dari Partai PKS, Refrizal angkat bicara. Refrizal seakan tidak percaya terhadap keadaan yang dialami masyarakat di Korong Asda, “Marasai betul negeri ini, sudah 74 tahun Indonesia merdeka, apa masih ada jalan di Padang Pariaman ini yang belum tersentuh aspal,” ujar Refrizal yang memiliki kemistri kedekatan dengan ulama FPI Habib Rizieq Shihab.
Ketua Umum PKDP ini juga menilai adanya ketimpangan di dalam pemerataan pembangunan di Padang Pariaman. “Sangat memprihatinkan, warga yang berobat ke rumah sakit, harus ditandu dengan berjalan melewati jalan yang buruk. Harusnya Pemda Padang Pariaman cepat tanggap dan memprioritaskan pembangunan infratruktur jalan ini serta nagari lain yang belum tersentuh aspal,” ungkap calon Bupati Padang Pariaman 2020-2025 ini.
Refrizal yang saat ini menjabat sebagai Executive Comitte (Exco) PSSI 2016-2020 dan Wakil Ketua Umum Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM), menyayangkan kebijakan bupati yang terlalu over dengan pembangunan Tarok City yang katanya bakal dijadikan kawasan pendidikan terpadu, sehingga abai terhadap kondisi masyarakat Padang Pariaman lainnya yang secara fisik lebih membutuhkan pembangunan infrastruktur. “Harusnya bupati memprioritaskan hajat masyarakat banyak secara adil,” kritik Refrizal. (idm)
Discussion about this post