PESSEL – Melandainya kasus KLB Diare di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), berkat kerjasama dan sinergitas banyak pihak, sehingga per tanggal 13 Mei 2024 jumlah kasus diare makin kecil. Demikian dikatakan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan, Intan Novia Nanda, Selasa (14/5) di Painan.
“Laporan awal pada tanggal 22 April hanya 30 kasus, 23 dirawat sisanya rawat jalan. Hingga 13 Mei jumlah kasus mencapai 355 orang, 314 kasus sembuh atau 88,73 % sejak Wilayah Kerja Puskesmas Surantih dinyatakan KLB Diare,” jelasnya.
Disebutkan, korban yang meninggal tetap 5 orang, dan penetapan KLB tanggal 23 April 2024 setelah ada 1 pasien meninggal dunia.
Bayi-bayi yang meninggal pada kasus diare ini, kata Intan lebih disebabkan karena keterlambatan penanganan.”Bayi tidak segera dibawa ke Puskesmas, saat tiba, kondisinya sudah sangat lemah,” sebutnya.
Terkait pasien yang masih dirawat sampai hari ini ada 26 orang, 17 orang di Puskesmas Surantih, 6 orang dirawat di RSUD M Zein Painan dan 3 orang dirawat di BKM Sago.
Secara umum penyebab diare yang terjadi karena kebiasaan masyarakat mengkonsumsi air minum tanpa dimasak.
Setelah diteliti sumber air yang digunakan masyarakat menunjukan indikasi bakteri E coli dengan kadar yang cukup tinggi.
“Sumber pincuran angik, 6300/100 ml air, sementara air depot kadar E colinya 0-800/100 ml,” urai Intan berdasarkan hasil pengujian Labkesda Provinsi Sumatera Barat.
Sementara itu Kepala Bidang P2P pada Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan, Erna Juita menambahkan bahwa upaya- upaya masif sudah dilakukan dalam penanganan kasus diare yang terjadi.
” Tatalaksana kasus dengan cara melakukan pengobatan, perawatan dan rujukan pada pasien,” tambah Erna.
Disamping itu menurutnya, menerbitkan edaran Bupati Pesisir Selatan terkait langkah-langkah pencegahan dan penanganan diare. Bahkan penyuluhan kesehatan melalui berbagai media dan sarana lainnya.
Erna menyebutkan Pemkab Pesisir Selatan juga menggratiskan biaya berobat pasien untuk Wilker Puskesmas Surantih.
Lanjutnya, kolaborasi juga dilakukan disamping dengan tim gerak cepat Puskesmas, Dinkes Kabupaten dan Provinsi juga kerjasama dengan Laboratorium Unand, Labkesda Provinsi, Poltekkes Kemenkes Padang, Poltekes Padang, Ikatan Dokter Anak Indonesia dan pihak lainnya.
Terakhir Dinkes Pessel menurut Erna menghimbau agar bersama- sama mencegah diare dengan membudayakan PHBS dalam kehidupan serta memasak air minum sampai mendidih selama 10 – 15 menit,
“Mari mengkonsumsi air minum dan makanan yang dimasak sampai matang, mencuci tangan dan segera memeriksa diri jika menunjukan gejala diare,” tutupnya. (Robi)
Discussion about this post