Karpet Merah untuk Program Kerja Periode Kedua Erman Safar, Andre : Sinergi Program Partai Pusat dan Daerah

Karpet Merah untuk Program Kerja Periode Kedua Erman Safar, Andre : Sinergi Program Partai Pusat dan Daerah

Bukittinggi — Seperti bunyi peribahasa lama yang masih relevan sampai kini, terutama bagi kalangan masyarakat minangkabau “bak basanda di kayu gadang”. Mungkin ini yang dirasakan dan akan dilalui oleh calon Walikota Bukittinggi periode 2025-2030.

Betapa tidak, berada dalam barisan partai yang berhasil mengantarkan ketua umumnya menjadi orang nomor satu di Indonesia, menjadi dukungan kuat bagi petahana untuk menghadang masa pengabdian periode keduanya di Kota Bukittinggi.

Ya, kondisi ini ibarat bentangan karpet merah khususnya bagi Erman bersama pasangan calon Wakil Walikotanya Heldo Aura, dalam menyusun, “menjual”, sampai melaksanakannya nanti, bila kembali dipercaya oleh konstituen pada Pilkada sebentar lagi.

“Bak cewang di langik tando kapaneh, gabak di hulu tando kahujan”, “green light” diperoleh Erman yang mengaku disampaikan langsung presiden Prabowo Subiyanto yang nota bene juga ketum DPP partai Gerindra, terhadap persoalan anggaran yang dihadapi kota Bukittinggi untuk mewujudkan program kerja terutama yang butuh dana besar.

Contohnya, rencana program penyediaan air bersih bagi warga kota Bukittinggi yang masih cukup banyak belum terjangkau pelayanan, khususnya melalui PDAM Tirta Jam Gadang. Ratusan miliar rupiah yang dibutuhkan untuk Bukittinggi, bagai “soal angguak jo geleng” saja bagi presiden.

Bentangan karpet merah itu juga dibentangkan oleh ketua DPD partai Gerindra Sumbar yang juga Wakil Ketua Komisi VI DPR-RI, Andre Rosiade yang menuliskan, “agenda program pembangunan diperiode kedua Erman Safar sangat signifikan karena pemenang sejalan antara pusat dan daerah. Pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, layanan publik, bidang pariwisata dan sarana olahraga terbuka lebar untuk dilaksanakan”.

Kondisi dan “fasilitas” seperti ini memang sangat dibutuhkan oleh banyak daerah termasuk Bukittinggi karena memiliki PAD sangat terbatas. Sehingga sumber dana untuk pelaksanaan program kerja, terutama berupa infra-struktur, sangat tergantung dari pemerintah. Termasuk dukungan dari komponen terkait seperti anggota DPR-RI.

Apalagi gelontoran bantuan dana dari pusat yang sudah terbayang tidak hanya untuk kegiatan dengan biaya besar, tapi juga mengiringi program pemerintah pusat yang menyangkut rakyat banyak, seperti makan siang gratis dan lainnya.

Maka tentu saja ini menjadi keberuntungan bagi masyarakat kota Bukittinggi, karena bisa juga memperoleh sejumlah program yang mungkin tidak masuk dalam visi dan misi Erman-Heldo mendatang.

Pasangan calon nomor 3 yang telah memberikan bukti, masih tetap memprioritaskan rakyat “badarai” supaya bisa lebih baik taraf hidupnya selama lima tahun ke depan dan seterusnya. Aamiin. (Pon)