PARIAMAN – Diakui, berbagai terobosan telah dilakukan Pemerintah Kota Pariaman untuk memajukan pariwisatanya. Bahkan terobosan demi terobosan terus digenjot seiring dengan menyeimbangi visi dari daerah itu sendiri, yaitu memajukan sektor pariwisata, salah satunya wisata maritim.
Namun, pelbagai upaya pemerintahan Genius Umar – Mardison Mahyuddin masih menyisihkan rapor merah dari sisi keselamatan perhubungan laut yang dikemas dengan wisata maritimnya itu.
Hal ini tercatat, akibat kecelakaan perahu kapal motor pengangkut wisatawan domestik yang sudah beberapa kali terjadi di perairan Pantai Gandoriah dan Pulau Angso Duo.
Bahkan sejauh ini pantauan tim media, setiap lebaran pemerintah setempat dan jasa wisata pantai melulu dihadapkan dengan permasalahan yang satu ini, yaitu kecelakaan perahu kapal motor.
Baru-baru ini, di perairan Pulau Angso Duo Pariaman terjadi insiden satu kapal motor pegangkut wisatawan domestik karam akibat terjangan ombak, dan menelan korban jiwa. Satu orang wisatawan asal Bukttinggi, mangkat.
Terkai dengan hal ini, Zainal Effendi putra asli Pasia Pariaman dan pengelola kelompok pemilik jasa angkutan perahu kapal motor mengatakan, pihak pemerintah setempat dan pihak-pihak (stake holder) yang terkait sangat lemah dalam pengawasan, selain itu soal petugas yang ditempatkan di objek wisata maritim yang satu ini juga minim.
“Antara petugas dan sipemilik kapal tidak ada aturan yang mengikat, sehingga pengawasan yang dilakukan oleh pihak terkait terbilang lemah. Artinya, pihak pemerintah setengah-setengah dalam hal satu ini, dan tidak ada tindakan yang tegas untuk menindak suatu yang akan terjadi,” kata dia.
Peristiwa seperti itu, kata dia, sudah sering terjadi di wisata Pantai Gandoriah. Bahkan, pihak pemerintah dalam menyikapi sistim atau sebuah aturan yang telah dilahirkan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Artinya, harus ada action atau tindakan tegas yang harus dilakukan pemerintah untuk memajukan wisata maritim di daerah itu, jangan hanya setengah-setengah dalam menata wisata tersebut.
Selain itu, dalam pengelolaan kunjugan ke pulau-pulau, hinga saat ini adanya dualisme dalam pengelolaan kelompok pemilik kapal, dan tidak ada kejelasan tugas dan fungsi dari pemerintah setempat.
“Sehingga dalam pengelolaan wisata maritim itu, tidak ada aturan yang kuat buat pemilik kapal dan pegiat wisata maritim yang hendak mengunjungi pulau-pulau,” ujarnya.
Dilansir dari media lokal Padang, Ombudsman Perwakilan Sumbar juga mengatakan hal yang sama, bahwa sistem pengawasan kapal wisata di daerah itu sangat lemah, sehingga terjadi kecelakan perahu kapal motor pengankut domistik karam di perairan tersebut.
“Berdasarkan hasil kajian cepat yang dilakukan di Pos Wilker Pariaman KSOP Kementerian Perhubungan, ditemukan dari dua petugas hanya satu yang berada di Pos dengan kondisi tertidur di jam kerja. Artinya, sangat minimnya petugas disitu,” kata Kepala Ombudsman Perwakilan Sumbar Yefri Heriani kepada wartawan di Padang.
Selain itu, ia juga menemukan dalam pengelolaan wisata maritim itu terbentuk dulisme dalam pengolaan wisata tersebut. “Kami juga menemukan dualisme pengelolaan kelompok pemilik kapal, tidak jelasnya tugas dan fungsi dari dinas perhubungan dan pariwisata dalam pengelolaan transportasi wisata antar pulau,” kata dia.
Sementara Walikota Pariaman, Genius Umar, terkait dengan hal ini mengatakan, pihaknya mengajak semua unsur stakeholder terkait di Pemerintahan tetap memperhatikan hal ini, dengan memperbaiki semua sistem.
Mungkin sebelumnya keberangkatan ke Pulau melaui dua titik, mulai hari ini keberangkatan hanya satu titik yaitu di Muara Pantai Pariaman.
“Mulai dari sekarang saya sampaikan untuk penyebrangan ke Pulau Angso hanya bisa dilakukan pada satu titik yaitu di Muaro,” kata Genius Umar, Senin (28/10).
Selain melakukan kerjasama dengan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Teluk Bayur dan Politeknik Pelayaran Sumbar, dalam meberikan penyuluhan keselamatan pelayaran kepada ABK dan Pemilik Kapal di Pariaman, pihaknya juga akan melakukan pelatihan kepada ABK yang bertugas membawa wisatawan ke Pulau Angso di Polteknik Pelayaran tentang keselamatan pelayaran.
“Semua ABK untuk diberikan pelatihan di Tiram dan diharapkan kepada nahkoda kapal dan ABK dengan sukarela dan semangat untuk ikut pelatihan tersebut. Dan hasil dari pelatihan akan diberikan sertifikat bahwa mereka layak untuk mengemudi kapal,” katanya.
Genius juga menyampaikan, dalam duaminggu ini pihaknya juga akan melakukan pengecekan kapal-kapal yang digunakan untuk membawa wisatawan tentang kelayakan berlayarnya.
“Terakhir kita lakukan pengecekan bulan Juni atau saat lebaran dan semuanya layak berlayar. Karena ada kejadian ini maka kita lakukan lagi pengecekan, serta pengecekan SKK pengemudi kapal,” katanya. (Tim)
Discussion about this post