Cengkareng — Suasana panas meledak di Kompleks Apartemen City Resort Cengkareng ketika puluhan warga mendatangi kantor pengurus PPPSRS untuk melakukan aksi protes besar-besaran, Sabtu (22/11/2025).
Aksi ini dipicu dugaan ketidaktransparanan dalam pengelolaan Iuran Pengelolaan Lingkungan (IPL) serta keberadaan seorang pengurus berinisial A. yang disebut telah 20 bulan menjabat sebagai Pelaksana Tugas (PLT) tanpa Surat Keputusan (SK) resmi, namun tetap menerima gaji penuh. Warga menuntut “remon” atau seluruh honorarium si A selama bertahun-tahun dikembalikan.
Ketegangan sempat mereda sejenak ketika proses diskusi dilakukan di kantor pengurus Namun ketegangan tidak berhenti di situ. saat warga menunggu laporan keuangan, Seketaris PPPSRS diduga kabur lewat pintu rahasia tanpa sepengetahuan warga.
Sebelum diskusi dimulai, situasi sempat memanas ketika seorang penghuni bernama H terlibat adu mulut dengan sekretaris pengurus. Keributan berujung dugaan pemukulan oleh oknum pengurus AB tersebut.
Korban tidak melakukan perlawanan, akibat pemukulan tersebut mata korban mengalami luka memar dan korban langsung membuat laporan resmi ke Polsek Cengkareng serta menjalani visum et repertum.
Warga mendesak aparat kepolisian Polsek Cengkareng untuk segera mengambil tindakan tegas, mengingat dugaan tindak kekerasan dilakukan oleh seorang pengurus yang seharusnya menjadi teladan.
Aksi warga tidak hanya menuntut kejelasan status Aries tetapi juga meminta rapat pembentukan Pamus (Panitia Musyawarah) disegerakan.
Kekecewaan warga memuncak ketika permintaan untuk melihat laporan keuangan yang masuk tidak direspons oleh pihak pengurus . Sikap pengurus yang dianggap mengabaikan warga ini memicu luapan emosi dan kecurigaan adanya penyimpangan.
Persoalan tidak berhenti pada pengurus . Salah satu RT berinisial L juga menjadi sorotan.
Beberapa warga mengaku bahwa ketika mempertanyakan masalah keuangan di grup WhatsApp, justru dikeluarkan dari grup oleh oknum RT tersebut.
Lebih parah lagi, RT L diduga kuat menggunakan akun-akun fiktif untuk meneror dan menyerang warga yang kritis.
Kemarahan warga semakin tidak terbendung. Dengan didampingi sekuriti, warga mencoba mendatangi rumah beberapa pengurus untuk meminta penjelasan. Namun ketua dan sekretaris pengurus tidak kunjung keluar, membuat suasana semakin panas.
Warga menuntut dilaksanakan panitia musyarawah karena SK pengurus habis masanya pada tanggal 15 Maret 2026.
Sampai berita ini ditayangkan belum terkonfirmasi pihak terkait, Reportase investigasi.com terus melakukan konfirmasi.
(Red/amr)



Discussion about this post