Pariaman — Kabag Umum Setdako Pariaman, Raswan Azmi “kebakaran ekor” saat belasan wartawan menyambangi dirinya di kantor Balaikota Pariaman sebagai penanggungjawab anggaran, soal polemik hengkangnya Pj Walikota Pariaman Roberia dari pendopo atau rumah dinas (rumdis) walikota pada Sabtu (28/10).
Roberia yang diketahui baru 15 hari menjabat sebagai pengganti kepala daerah itu resmi angkat koper dari Pendopo Walikota Pariaman dan memilih untuk menghuni rumah kontrakan untuk keperluan dinas selama menjabat Pj Walikota, lantaran inventarisasi aset di rumah dinas walikota itu bermasalah.
Bahkan yang kian mengenaskan lagi, aset-aset yang ada di sana saat ditempati oleh walikota sebelum Roberia mendiami pendopo itu, dikabarkan banyak yang lenyap alias raib.
Razwan Azmi yang didesak belasan wartawan untuk diwawancarai Senin (30/10) itu, merasa kelimpungan. Namun celakanya, dirinya malah berkata sudah melakukan pekerjaan sesuai dengan regulasi yang ada. Dapat disimpulkan, keterangan yang diberikan Razwan sangat bertolakbelakang dengan situasi yang menjadi penyebab hengkangnya Roberia dari rumah dinas.
Pasalnya, dengan gapah Razwan mengklaim inventaris aset yang diminta Roberia sudah dikerjakannya pada Sabtu itu, tinggal saja menyerahkan kepada Roberia saat pulang dari Jakarta usai evaluasi kinerja di Kemendagri Selasa ini. Sedangkan untuk biaya kebutuhan rumah tangga walikota diakuinya sudah disediakan dan diserahkan, sejauh apa yang menjadi hak dan kebutuhan Roberia sebagai Pj Walikota.
Akan tetapi di sisi lain, dirinya mengakui kesulitan menginventarisir aset-aset itu, kendati katanya sudah dikerjakan sebulan sebelum pelantikan Pj Walikota digelar 12 Oktober kemarin, yang disebabkan terkendala dengan keberadaan aset tahun 2004 yang seharusnya sudah dihapuskan dari catatan inventaris.
Dirinya mengaku lambat karena aset-aset itu harus disinkronkan kembali. “Inventaris sudah selesai kami lakukan pada Sabtu itu, tinggal lagi menyerahkan ke walikota menunggu beliau balik dari Jakarta, Selasa ini. Jadi kita memang terlambat karena aset-aset tersebut harus disinkronkan sebab daftar aset tahun 2004 masih tertera di situ, harusnya kan sudah penghapusan,” lontar Razwan menjawab pertanyaan wartawan di ruang rapat Wawako Pariaman, Balaikota, Senin siang (30/10).
Di lain hal, Razwan tidak membantah adanya informasi yang beredar luas di masyarakat terkait raibnya sejumlah aset di rumah dinas walikota itu, sehingga menjadi pemicu Pj Walikota enyah untuk tinggal di sana.
“Silahkan kawan-kawan mencari tau, tapi hasilnya mana yang hilangkan akan ketahuan setelah nanti didata dan diserahkan ke Pj Walikota,” kicaunya lagi.
Namun Razwan menegaskan prinsipnya untuk tidak akan berpihak atau melindungi siapapun termasuk Genius Umar jika ada ditemukan aset-aset yang hilang. “Prinsipnya saya tidak akan melindungi siapapun jika ada temuan atau kesalahan atas hilangnya aset di rumah dinas walikota itu,” tekannya pada media.
Sebelumnya diwartakan, tampaknya Roberia pintar membaca situasi, ia tak ingin terjebak dalam konspirasi persoalan aset yang sudah menggurita, sejak ditinggalkan oleh Walikota Pariaman sebelumnya, yakni Genius Umar.
Benar saja, Roberia yang dihubungi media selepas sholat Magrib, Sabtu (28/10), membenarkan dirinya memilih minggat dari pendopo menuju kampung halamannya Baso, Bukittinggi dengan menggunakan kendaraan mobil rental.
“Sulitnya mereka (pejabat Sekdako Pariaman) untuk memberikan informasi tentang persoalan aset tentu membuat kita muak. Saya tidak mau nyinyir dalam persoalan aset ini. Sudah 2 minggu lebih saya tempati rumah dinas dan menjadi Pj Walikota Pariaman namun informasi tentang aset ini belum juga diberikan,” terangnya.
Selain itu, dirinya harus terpaksa meminta tagihan pembelian seragam pelantikan Pj Walikota karena belum melakukan pembayaran. “Kalau untuk pakaian seragam saat pelantikan kemaren itu saya terpaksa harus minta, sebab saya juga hutang kepada orang. Dan itupun pembayaran tagihan menggunakan tulisan tangan, bayangkan tuh. Seragam pelantikan itu saya tinggal di rumdis,” sesal Roberia pada media.
Lebih jauh Roberia menyebutkan, dirinya sudah menekankan hal ini ke aparat penegak hukum baik kejaksaan dan kepolisian, jika ada anak buahnya yang bermain dalam penyelewengan kedinasan, agar segera ditindak.
“Saya sudah pesankan pada kejaksaan dan kepolisian untuk tidak sungkan melakukan penindakan kepada anak buah saya, jika mereka terlibat penyelewengan. Saya tegaskan tidak akan memberikan bantuan hukum. Bayangkan lah, saya bekerja untuk rakyat, saya taunya sebagai walikota hanya untuk bekerja, setiap hari tamu saya ada, sementara kejelasan tidak ada,” tegasnya. (Idm)
Discussion about this post