Pasaman — Jembatan gantung penghubung dari Muara Tambangan menuju Sigalabur, Jorong Sungai Beremas, Nagari Cubadak Barat, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman, Sumbar, putus akibat dihantam banjir pada Sabtu (03/12) malam. Beredar di salah satu media sosial, dengan mengakibatkan puluhan Kepala Keluarga (KK) terancam terisolasi.
Camat Dua Koto Hapnil Wady saat dikonfirmasi melalui telepon WhatsApp nya membenarkan kejadian tersebut, selain jembatan hampir seluruh wilayah Dua Koto saat ini rawan banjir dan tanah longsor, hal ini disebabkan karena tingginya curah hujan diwilayah tersebut sejak Sabtu (02/12) sore.
“Saat ini ada beberapa daerah di Dua Koto terdampak banjir dan tanah longsor, seperti di Muara tamabangan, lantai jemabatan hanyut terbawa banjir, di mangkumang, ada rumah warga tertimpa longsor, dan di Lanai juga satu unit rumah warga terkena longsor,” ujarnya.
Menurut Hapnil Wady Selain rumah dan jembatan, lahan pertanian juga banyak yang terdampak banjir di Dua Koto, sampai saat ini belum ada laporan tentang adanya korban jiwa, pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap ancaman banjir dan tanah longsor.
“Alhamdulillah sampai saat ini belum ada laporan korban jiwa, untuk masyarakat yang tinggal di lereng perbukitan dan sepadan sungai agar selalu waspada terhadap ancaman banjir dan tanah longsor,” katanya.
Hal berbeda disampaikan Wali Nagari Cubadak Barat, Kesria Nopi, saat dikonfirmasi melalui telepon WhatsApp terkait jembatan gantung yang terputus akibat banjir, mengatakan tidak mengetahui kejadian tersebut, Ia mengaku saat ini sedang berada di Bukittinggi, dan belum ada warga yang melapor padanya.
“Saya kurang tau dengan kejadian itu, saat ini saya lagi di Bukittinggi, coba tanya sama masyarakat,” katanya.
Di lain pihak salah satu tokoh masyarakat Muara Tambangan, Yuheldi Nasution SH, sangat menyayangkan pernyataan Wali Nagari Cubadak Barat tersebut, menurutnya tidak pantas seorang Wali Nagari tidak mengetahui kejadian yang mengancam keselamatan masyarakat.
“Saya kecewa dengan tanggapan wali tersebut dan Menyayangkan jawaban dari wali selaku tokoh masyarakat, semestinya beliau selaku wali nagari merespon hal tersebut dengan cara berkordinasi dengan perangkatnya bukan malah menyuruh wartawan bertanya kepada masyarakat, apalagi dikabarkan dua kampung saat ini terisolasi akibat putusnya jembatan tersebut,” jelas Yuheldi.
Menurut Yuheldi, seharusnya Wali Nagari Cubadak Barat bisa berkoordinasi dengan perangkat Nagari lainnya seperti Jorong dan Bamus, sehingga hal hal penting yang terjadi di masyarkat cepat terkoordinir, apalagi mengancam keselamatan masyarakat.
“Saya sangat miris dengan sikap Wali Nagari Cubadak Barat yang mengaku tidak mengetahui kejadian tersebut, terus apa gunanya perangkatnya, seperti Jorong dan pengurus Nagari lainnya,” tegas Yuheldi. (WD)
Discussion about this post