Oku Selatan – Di balik kesederhanaan seorang kepala desa, tersembunyi sosok yang gemar membantu warganya. Jauh sebelum menjabat sebagai Kades Air Kelian, Junaidi telah dikenal karena kebiasaan baiknya.
“Saya belum mampu seperti beliau,” ujar JRW, seorang warga paruh baya, saat menceritakan keseharian sang kades. Lelaki berusia 56 tahun ini menuturkan bahwa sisi humanis dan kebiasaan Junaidi dalam membantu sesama masih terus dirasakan masyarakat hingga kini.
Di luar perannya sebagai kepala desa, Junaidi dikenal sebagai pribadi yang royal dan gemar membantu. Kebiasaan membantu sesama dari kantong pribadinya ini jarang diketahui publik. Program-program yang ia lakukan di luar kegiatan dan anggaran desa terus berlanjut hingga sekarang.
“Alhamdulillah, jika ada hajatan seperti sunatan, acara kematian, atau kegiatan keagamaan, kami sering dibantu oleh Pak Junaidi secara pribadi,” jelas seorang warga. “Kami sudah merasakan kebaikan beliau bahkan sebelum ia menjabat sebagai kades,” timpal warga Dusun 2.
Menjadi kepala desa bukanlah tugas mudah, terutama dalam menjalankan peranan kemasyarakatan dengan berbagai perbedaan sudut pandang. Namun, Junaidi mampu mengemban amanah tersebut dengan baik.
Saat ditemui di kediamannya, kades yang baru menjabat tiga tahun ini tidak membantah, “Semua ini adalah Hablumminallah wahablumninannas. Pada dasarnya, semua ini untuk masyarakat. Masih banyak yang belum saya perbuat. Terkait program desa, semua pekerjaan pembangunan harus melalui musyawarah desa, terutama kebutuhan mendesak yang kami prioritaskan,” jelasnya.
Prioritas pembangunan desa ke depan adalah infrastruktur seperti jalan dusun dan perkebunan, ketersediaan air bersih, serta pembuatan siring dan selokan untuk menghindari genangan air saat musim hujan.
Ada hal yang tersimpan dari keikhlasan Junaidi, yakni memberikan santunan kematian, santunan melahirkan, serta membantu warga kurang mampu dalam mengkhitan anaknya, semua dari uang pribadi.
Junaidi hadir di tengah keterbatasan, berbagi dan peduli terhadap sesama. Rasa ikhlas mendorongnya untuk meringankan beban warga yang membutuhkan. Baginya, ini semua dilakukan karena dorongan rasa peduli dan ajaran agama untuk saling membantu.
Tak lupa, ia juga berterima kasih atas dukungan sang istri yang selalu mendampingi dalam setiap keadaan. Meskipun sederhana, niat tulusnya dalam berbagi dan peduli terhadap warga selalu menjadi prioritas utama. (Sry)
Discussion about this post