Dharmasraya, RI-Camat Asam Jujuhan Imam Mahfuri yang disinyalir jarang ngantor dengan alasan sering ada acara di kabupaten. Diduga Camat mencari kesempatan untuk mendapatkan uang SPPD. Dugaan ini bukan tanpa sebab, pasalnya setiap ada keperluan masyarakat setempat ruangan kantor Imam Mahfuri selalu kosong.
Seringnya camat tidak masuk berdampak kepada beberapa pegawai diwilayah kerja tersebut juga kompak untuk tidak masuk kerja alias ikut- ikutan bolos.
Haji Rahman Katan salah seorang tokoh masyarakat lubuk besar menyayangkan hal ini, karena seringnya camat tidak masuk kantor tentu akan membuat berkurang nya pelayanan untuk masyarakat di Kecamatan Asam Jujuhan.
Selain itu, salah seorang masyarakat yang enggan disebutkan namanya mengatakan “Camat ini juga tidak pernah mengontrol proyek dana desa, makanya pekerjaan proyek yang bersumber dari anggaran dana desa sama sekali tidak berkualitas. Layaknya proyek di kanagarian lubuk besar ini pekerjaan proyek dana desa tidak pernah transparan. Selain itu diduga banyak juga kongkalingkongnya,” paparnya.
“Masak tahun kemaren baru dibangun tau – tau sekarang sudah hancur dan di anggarankan lagi untuk memoles kerja yang lama, kalau begitu kapan pembangunan akan merata di Nagari Lubuk Besar ini. Seperti jalan induk di Jorong Lubuk Besar ini setau saya sudah dua lapis rijik betonnya namun selalu tidak ada ketahanannya,” timpalnya lagi.
Dirinya melanjutkan, dulu pernah ia mengusulkan untuk adukan semen dalam membuat rijik beton agar menggunakan redimix atau mesin molen.
Memang, katanya lagi, “Molen sudah dibeli sama bapak Wali Burhan, katanya dari anggaran dana desa. Tapi rupanya molen beliau beli itu ternyata molen rusak tidak bisa dimanfaatkan sama sekali. Nah sekarang jalan induk jorong Lubuk Besar ini ditumpang tindihkan dengan proyek Dinas Pekerjaan Umum Dharmasraya. Ada indikasi untuk memoles kejelekan pekerjaan rijik beton yang taklayak dibikin dari anggaran dana desa ditahun sebelum ini,” jelasnya.
Dia juga mengatakan, ada pula dulu pemuda minta bantu pinjam alat ke PT Tidar Kerinci Agung untuk membenahi lapangan setelah dipinjamin oleh perusahan alat untuk membenahi tanah lapang taunya di bilang alat di rental anggaran dari dana desa. Uang yang anggaran yang ngakunya hilang dulu nggak tau ujung pangkalnya, padahal itu uang negara.
“Seharusnya di ganti lagi dengan bukti bukti yang falit. Jangan seenak perut aja menggunakan dana negara ini. Saya minta kepada pihak hukum tolong di audit anggaran dana desa yang masuk ke nagari lubuk besar semenjak kepemimpinan Burhan selaku wali nagari nya. Jikalau hukum ini benar benar ada, saya siap jadi saksi,” keluh haji Rahman.
Terpisah kadis PUPR Dharmasraya Junaidi apabila pekerjaan rigit beton di jorong lubuk besar tumpang tindih dan juga ada berjanji akan membongkar kembali dan membalkan pekerjaan aspal hokmix di Jorong Lubuk Besar, Kenagarian Lubuk Besar, Kecamatan Asam Jujuhan itu.
“Saya tidak mau terlibat dalam masalah tersebut,” jawab Jun. Hingga berita ini di turunkan Camat Asam Jujuhan saat dihubungi via ponsel tidak pernah mengangkat. (Ardi)
Discussion about this post