PADANG PARIAMAN – Beginilah saat ini kondisi jalan penghubung antar nagari yang terdapat di Korong Pematang Tinggi, Nagari Sikucua Utara, Kec. V Koto Kampung Dalam, Kab. Padang Pariaman.
Jalan Korong Pematang Tinggi ini adalah salah satu akses penghubung antar nagari. Mulai dari Simpang Patai menuju Simpang Baburai (Sikucua Tengah).
Hal itu dikeluhkan oleh masyarakat setempat yang sudah lama-yang sudah-puluhan tahun belum merasakan adanya perbaikan atau pengaspalan jalan. Terlebih lagi kondisi jalan tanah ini berlumpur dan sudah berlobang, tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua apa lagi roda empat.
Bahkan Jalan Korong Pematang Tinggi (Sp Patai – Sp Baburai) sepanjang 3 km ini sudah lama dirintis, awal dibuka pembangunannya sejak tahun 1984 ketika itu ada ABRI Manunggal masuk desa, bersamaan dengan satu buah jembatan di Dama Pontong berbatasan langsung dengan Palompetan Sikucua Tengah.
Jalan Pematang Tinggi (Sp Patai – Sp Baburai) dan jembatan ini adalah salah satu akses transportasi masyarakat menuju keluar daerah, seperti untuk membawa hasil pertanian dan untuk akses anak-anak pergi kesekolah.
Salah seorang tokoh masyarakat Korong Pematang Tinggi Nasirman mengatakan bahwa Jalan Pematang Tinggi ini adalah jalan korong paling terisolir di daerah Sikucua dan Kabupaten Padang Pariaman. “Karena sejak zaman Belanda dulu, ketika Indonesia belum merdeka, jalan ini sudah dirintis oleh pendahulu kami sampai saat ini belum juga ada pengaspalan. Kami masyarakat di sini belum merdeka,” kata Nasirman.
Ditambahkan Nasirman, pria yang akrab dipanggil Aciak tersebut di Korong Pematang Tinggi ini paling produktif dalam bidang pertanian, perkebunan sejak tahun 1990 lalu, salah satunya perkebunan kakao (cokelat) dan kelapa, serta sekarang sudah dicanangkan oleh pemerintah di Korong Pematang Tinggi budidaya pembibitan kelapa dan pinang wangi. Dan di Pematang Tinggi ini juga terdapat Kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP) V Koto Kp. Dalam, dan di jembatan Dama Pontong sekitar batang air Sikucua juga ada budidaya ikan larangan.
“Namun jalan di sini tidak juga ada perhatian dari pemerintah baik itu dari Wali Nagari, Camat, DPRD, dan Bupati,” Tutur Nasirman.
Sudah beberapa kali musrembang nagari setiap tahun jalan Pematang Tinggi ini masuk diusulkan, namun tidak ada realisasi sampai sekarang. Begitu juga dengan pengajukan proposal, sudah puluhan kali proposal yang diajukan dikirim ke Bupati Padang Pariaman, namun sampai sekarang tidak ada tanggapan respon dari Pemkab Padang Pariaman tersebut.
Dituturkan oleh beberapa masyarakat setempat bahwa tak hayal di Korong Pematang Tinggi ini sering sekali dijadikan sebuah janji-janji politik oleh para oknun calon bupati dan calon anggota Dewan (DPRD), bahkan calon Wali Nagari. Apabila dia menang akan mengaspal jalan pematang tinggi ini. Namun tidak ada terbukti janji-janji tersebut.
Bupati Ali Mukhni orang nomor satu sekarang di Padang Pariaman juga pernah beberapa kali berjanji kepada masyarakat Pematang Tinggi untuk mengaspal jalan ini serta syukuran akan memotong kerbau di masjid Pematang Tinggi.
Mulai waktu dulu Ali Mukhni jadi calon wakil bupati yang berduet dengan Muslim Kasim (alm), sampai jadi calon bupati dua kali periode yang sekarang sudah hampir habis masa jabatannya. Namun janji, tinggal janji.
Dikatakan masyarakat sekitar, bahwa untuk Pemerintah Nagari Sikucua Utara sendiri sampai saat ini, sejak nagari dimekarkan belum ada perhatian dari wali nagari maupun solusi untuk pembangunan jalan sepanjang 3 km ini, bahkan untuk ADD (Alokasi Dana Desa) tahun 2019 Korong Pematang Tinggi tidak dapat kucuran dana desa dari Wali Nagari Mayunis Alima (Buyung Ciek). Begitu juga dengan Anggota DPRD terpilih dari Dapil tersebut.
Menurut masyarakat bahwa diantara 5 korong yang ada di Nagari Sikucua Utara, Korong Pematang Tinggi adalah korong yang tertinggal dalam segi pembangunannya baik itu infrastruktur jalan, jembatan, dan irigasi.
Namun Wali Nagari Sikucua Utara Mayunis Alima (Buyung Ciek) seakan-akan tutup mata dengan keadaan masyarakat sekitar Korong Pematang Tinggi. Padahal dialah penyambung aspirasi masyarakat dia juga yang berkilah.
Bahwa dulu ketika itu Pj Wali Nagari Sikucua Utara dalam rapat musrembang nagari tahun 2018 telah disahkan, disepakati bahwa jalan Pematang Tinggi (Sp Patai – Sp Baburai) menjadi prioritas utama dalam ADD nagari Sikucua Utara.
Namun setelah pelantikan wali nagari terpilih (Definitif) hasil musrembang nagari tersebut juga dirubah dan dana desa (dana nagari) diprioritas ke jalan korong lain.
Bahkan waktu itu Ketua Bamus Nagari Sikucua Utara Eli Dayarni pun angkat bicara tentang perubahan hasil musrembang untuk prioritas jalan Pematang Tinggi. Kenapa hasil musrembang dirubah pada waktu itu? Alasan pun mencuat mulai dari Wali Nagari Sikucua Utara dan sekretaris nagari pun berkilah karena salah pengetikan komputer.
Namun selang beberapa bulan Ketua Bamus Nagari Eli Dayarni pun diroling diganti dengan Busri (Tooh), sampai sekarang masyarakat menilai pemerintah nagari ini tidak adil dan bijaksana karena sekarang Wali Nagari Sikucua Utara dan perangkatnya cuma fokus ke wisata nagari yang dirintis oleh kodim dan koramil yang terletak di Bukit Bio-Bio.
Sedangkan di balik kesuksesan Mayunis Alima (Buyung Ciek) tersebut membuka objek wisata di Nagari Sikucua Utara, ada tersimpan beberapa duka penderitaan masyarakat yang terisolir di Korong Pematang Tinggi karena sudah puluhan tahun masyarakat belum bisa menikmati pengaspalan jalan.
(Andra Sikumbang)
Discussion about this post