Dharmasraya, Dalam upaya menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di wilayah kerjanya, UPT Puskesmas Tiumang menghadirkan inovasi layanan kesehatan bernama PADUKA BERISTRI (Pelayanan Terpadu Kasus Ibu Hamil Beresiko Tinggi).
Inovasi ini diinisiasi oleh Jendri Riantika, A.Md.Keb, seorang bidan yang bertugas di Puskesmas Tiumang, dan resmi disosialisasikan kepada masyarakat sejak Agustus 2022 lalu.
Latar belakang lahirnya inovasi ini adalah tingginya angka kematian ibu di wilayah kerja UPT Puskesmas Tiumang. Sebelum adanya inovasi, pelayanan bagi ibu hamil hanya bersifat pasif — puskesmas menunggu kedatangan pasien, sehingga kondisi ibu hamil, khususnya yang berisiko tinggi, kerap tidak terpantau secara optimal.
PADUKA BERISTRI hadir dengan pendekatan aktif dan terpadu. Seluruh data ibu hamil, termasuk klasifikasi risikonya, dipetakan secara sistematis.
Berdasarkan data tersebut, puskesmas membentuk tim kunjungan rumah yang melibatkan berbagai tenaga kesehatan sesuai kebutuhan masing-masing ibu hamil.
Tim tersebut terdiri dari Kepala Puskesmas, dokter, bidan koordinator, bidan wilayah, petugas gizi, petugas laboratorium, dan petugas kesehatan lingkungan.
“Jika ibu hamil terindikasi anemia, maka petugas laboratorium akan dilibatkan. Bila ibu mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK), maka petugas gizi turut hadir dalam kunjungan,” jelas Jendri Riantika (24/07/2025). Setiap kunjungan dijadwalkan dan dikonfirmasi terlebih dahulu melalui bidan wilayah setempat.
Melalui inovasi ini, ibu hamil tidak hanya mendapatkan pemeriksaan medis, tetapi juga pemantauan menyeluruh terkait pola makan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta kondisi lingkungan tempat tinggalnya. Ini memungkinkan penanganan yang lebih komprehensif dan personal.
Hasilnya pun menggembirakan. Sejak diterapkan, angka komplikasi kehamilan dapat ditekan secara signifikan, dan kasus kematian ibu serta bayi baru lahir mengalami penurunan. PADUKA BERISTRI telah menjadi langkah nyata dalam peningkatan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak di tingkat pelayanan dasar.
“Harapan kami, inovasi ini tidak hanya berhenti di Tiumang, tapi bisa direplikasi di puskesmas lain,” tutup Jendri.*
Discussion about this post