Padang Pariaman — Terkait pembanguan jalan tol ruas Padang Pariaman – Pekan Baru berbagai pihak angkat bicara. Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Sumbar, H. Ramal Saleh, mengatakan, pembangunan jalan tol Padang Pariaman – Pekan Baru adalah solusi untuk memperlancar arus orang dan barang antara Sumbar dan Riau. Antara pantai barat dan pantai timur Sumatera.
Demikian disampaikan Ramal Saleh, dalam menjawab pertanyaan wartawan, Rabu (3/6/2020) menanggapi berita sebelumnya.
Menurut Ramal Saleh, apabila jalan tol terealisasi akan ada dampak positive ekonomi untuk kedua daerah ini. Kadin Sumbar sebagai representative dunia usaha di Sumbar tentu sangat mendukung pembangunan jalan tol ini.
Ditambahkan Ramal Saleh, tapi ada catatan penting yang perlu kita sampaikan agar pengadaan tanah untuk jalan tol ini dilakukan dengan menghormati hak-hak pemilik tanah dalam artian memberi ganti untung…dan transparan.
Sebelum tanah masyarakat di pancang-pancang diadakan sosialisasi intensif melibatkan tokoh adat, tokoh masyarakat lainnya, ‘pukek balam jo balam pukek puyuah jo puyuah’ agar tidak ada gejolak di masyarakat.
Kemudian pelaksanaan pembangunan tol Kadin Sumbar meminta kepada PT HKI untuk melibatkan sebanyak mungkin pengusaha local Sumbar.
“Artinya, ugang orang menyembelih kerbau di halaman kita, tentu kita harus kena ole tetes darahnya. Kita harapkan kepada pihak PT. Hutama Karya sebagai pelaksana, mohon untuk dipertimbangkan,” ujar Ramal Saleh.
Tokoh masyarakat Kota Pariaman, Drs. H. Mukhlis Rahman, MM yang dihubungi secara terpisah, mengatakan jalan tol Padang Pariaman Pekan Baru, adalah pembangunan sarana transfortasi yang sangat strategis untuk kedua Propinsi Sumbar dan Riau.
Dikatakan, jalan reguler yang sudah ada sekarang ini sudah sangat padat sehingga waktu tempuh Padang – Pekan Baru bisa menghabiskan waktu lebih kurang 9 jam, itu kalau tidak ada kemacetan sedanglan jaraknya cuma 454 kilo meter.
Tetapi Bila jalan tol sudah terbangun jarak lebih kurang 255 kilo meter, bisa ditempuh 3 atau 4 jam. Secara ekonomis sangat menguntungkan bagi masyarakat kedua propinsi. Transportasi lancar, arus mobilisasi orang dan barang semakin lancar.
“Hasil pertanian dan industri kerajinan masyarakat Sumbar akan lebih meningkat pemasarannya. Dan begitu juga di bidang Pariwisata Sumbar akan lebih maju dan berkembang, karena masyarakat Riau akan lebih mudah nenikmati keindahan dan kemajemukan daya tarik wisata Sumbar, dengan demikian ekonomi kedua propinsi akan semakin maju, dan pada gilirannya nanti tentu income per capita masyarakat Sumbar akan menibgkat,” tukuk Mukhlis Rahman.
Pengusaha muda Afrizal, SE ketika diminta pendapatnya, tentang efek positif pembangunan jalan tol Padang Pariaman-Pekan Baru, mengatakan, sebagai pelaku ekonomi kerakyatan terhadap jalan tol ada sisi positif dan negatifnya, itu tergantung pada situasi dan kondisi ekonomi masyarakat serta mobilitas transportasi.
Di Sumbar jalan raya utama yang ada belum terlalu lebar dan membuat transportasi kendaraan tersendat dan macet itu pun terjadi sewaktu waktu dan tidak berkepanjangan setiap hari dan tidak berdampak pada turunnya mobilitas ekonomi pelaku usaha masyarakat menengah ka bawah yang ada disepanjang jalan Padang-Pekan Baru.
Menurut Afrizal, kelancaran transportasi jalan tujuannya sudah pasti pada pertumbuhan perekonomian dan masalahnya ekonomi yang mana tumbuh. Di Sumbar ekonomi masyarakat terfokus pada pelaku usaha kecil menengah.
Jadi yang diperlukan pada saat ini adalah memperlebar jalan yang sudah ada dengan tujuan arus lalu lintas lancar yang berdampak pada meningkatnya siklus jual beli pelaku usaha yang ada dan munculnya pelaku usaha usaha baru.
Persoalan untuk pelebaran jalan ini adalah:Mau tidak mau masyarakat di sepanjang jalan menerima pelebaran jalan tersebut.
Kemudian pelebaran jalan tidak merugikan pihak yang terkena pelebaran. Sosialisasinya harus tepat sasaran pada masyarakat yang terkena dampak. Kalau jalan tol hanya mempercepat distribusi barang. Sampainya orang pada daerah tujuan. Baik tempat wisata dan tempat yang dikunjunginya.
Pelaku usaha yang ada di sepanjang jalan dan pasar pasar rakyat perlahan lahan dengan sendirinya ada yang bertahan ada yang tutup. Kalaupun ada rest area yang disediakan untuk pelaku usaha itu hanya bagi yang punya uang karena harus disewa. Yang namanya investasi sudah jelas ada untung bagi yang berinvestasi.
“Jadi pandangan saya lebih baik pelebaran jalan yang dilakukan di samping pembangunan jalan tol tetap dilanjutkan, mengingat kondisi pelaku usaha ekonomi masyarakat yang rata rata menengah ke bawah dan modalnya hanya cukup untuk membeli atau produksi barang dan dampaknya asap dapur sehari hari. Tapi karena jalan tol sdh berjalan pembangunan yaa, kita jalani saja dan semoga ada solusi dan keringanan bagi pelaku usaha yang pindah ke rest area dan bagi pelaku usaha baru menjadi pekerjaan rumah buat pemerintah,” ucap Afrizal.
Lain pula pendapat mantan anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, Hj. Endarmy mengatakan, dibangunnya jalan tol Padang Pariaman-Pekan Baru, banyak manfaat yang bisa diperoleh, pertama di bidang ekonomi, sosial, keamana .maupun lainnya, kita tahu jalan tol merupakan jalur bebas hambatan manfaatnya banyak sekali.
Seperti menghemat waktu tempuh perjalanan, menghemat beban, meningkatkan ekonomi masyarakat, menghindari resiko kemacetan dan mencegah terjadinya kecelakaan, meningkatkan potensi wisata.
Membuka lapangan kerja dan banyak nilai positif yang bisa diambil dengan adanya jalur khusus bebas hambatan ini. Dalam hal ini juga akan terjadi kerugian yang berpotensi muncul
Dapat memicu masyarakat untuk lebih bersemangat membeli mobil baru dan bisa menurunkan omzet pedagang di tepi jalan umum karena banyak yang beralih ke jalan tol degan adanya keuntungan dan kerugian membangun jalan tol maka bisa dipertimbangkan untuk menentukan kebijakan terbaik bagi semua yang berkaitan.
“Pada prinsipnya, saya sangat setuju adanya pembangunan jalan tol ruas Padang Pariaman-Pekan Baru,” ucap Endarmy yang akarab disapa dengan Uni En. (aa)
Discussion about this post