Bengkulu, R.Investigasi – Umumnya, Kepala Daerah identik dengan kemewahan. Ruang kerja mewah, kantor megah, dan serba mewah lainnya. Tapi, berbeda dengan Walikota Bengkulu Helmi Hasan. Demi kepentingan warganya, Helmi Hasan mewakafkan Balai Kota untuk dijadikan Mal Pelayanan Publik (MPP). Tidak hanya itu saja, sebelumnya, kantornya yang berada di Simpang Lima Ratu Samban juga ia wakafkan untuk Rumah Sakit. Bahkan sekarang, orang nomor satu di Kota Bengkulu itu hanya ngantor di masjid.*_
_Berikut liputannya_
Adzan Zuhur berkumandang di Masjid Akbar At Taqwa Kelurahan Anggut Atas, siang itu Senin (8/3/2021) Walikota Bengkulu Helmi Hasan dan Wakil Walikota Dedy Wahyudi menunaikan salat Zuhur berjamaah. Ada pemandangan berbeda usai Zuhur berjamaah tersebut. Helmi Hasan yang biasanya kembali ke rumah dinas (Balai Kota), mulai Senin ini tak lagi kembali ke sana. Ia mulai ngantor di masjid tersebut.
Siang itu ia sedang memberi arahan kepada Wakil Walikota Dedy Wahyudi dan Sekretaris Daerah Arif Gunadi. Tak tampak kemewahan di ruang yang hanya berukuran 4 meter x 5 meter itu. AC, meja, kursi, hordeng, hingga karpet pun tak ada yang baru, semua adalah barang lama yang sebelumnya digunakan di Balai Kota. Tak ada fasilitas yang baru, bahkan karena baru saja dipindah, beberapa bagian karpet masih terlihat berdebu. Tak ada biaya yang dikeluarkan untuk memindahkan fasilitas tersebut.
Helmi Hasan terlihat menikmati kesederhanaan itu, ia pun tampak seperti biasa saat memberi arahan kepada Dedy Wahyudi dan Arif Gunadi. Ia tak terganggu sedikitpun meskipun tempat yang ia tempati sekarang tak lebih baik dari sebelumnya.
“Untuk penghematan, semua proses pemindahan tak memakan biaya. Mulai dari AC, kursi, hingga karpet semuanya juga tidak ada yang baru. Kita meminimalisir biaya, silakan anggarannya untuk kepentingan lainnya seperti perencanaan Mal Pelayanan Publik di Balai Kota,” ujar Helmi Hasan ketika ditemui di ruangannya.
Bahkan, ia akan melakukan koordinasi koordinasi dan memanggil Kepala Organisasi Perangkat Daerah untuk tetap memikirkan kemajuan kota ini dari ruangan tersebut.
“Tak perlu mewah-mewah, yang terpenting bagaimana pemerintah berbuat untuk masyarakatnya dan menciptakan kebahagiaan. Kalau sudah dibuat Mal Pelayanan Publik nanti, tentu masyarakat akan lebih mudah mengurus dokumen-dokumen yang diperlukan. Tujuan kita tetap satu, masyarakat Kota Bengkulu harus merasakan kebahagiaan. Kalau semua sudah terwujud, tentu kita juga akan bahagia melihatnya,” sampai Helmi.
Bagi Helmi Hasan, berkantor di masjid dapat semakin mendekatkan dirinya melakukan amalan amalan ibadah. “Kalau ngantor di masjid, tentu hati akan semakin tenang karena setiap hari mendengar dan melihat amalan-amalan ibadah. Saya juga mengajak seluruh masyarakat untuk memuliakan rumah ibadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing dengan amalan-amalan kebaikan di dalamnya. Kalau semua sudah memuliakan rumah ibadah, Insya Allah Kota Bengkulu selalu diberkahi dan dinaungi keselamatan,” paparnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kota Bengkulu Toni Harisman mengungkapkan, rencananya MPP akan diresmikan bersamaan dengan Hari Jadi Kota Bengkulu ke 302. “Keseriusan Bapak Walikota dan Wakil Walikota untuk membangun MPP sangat besar, karena itu bersama Dinas PUPR kami sedang menyiapkan berbagai infrastruktur untuk kelancaran MPP tersebut. Insya Allah dalam waktu dekat gerainya akan selesai sehingga akan diresmikan Bapak Walikota pada 17 Maret 2021,” ujarnya.
Ini Penjelasan Walikota Helmi Terkait Pelayanan Pemkot ke warga Pasca Dirinya Pindah ke Masjid
Pindahnya Walikota Bengkulu Helmi Hasan dari rumah dinas (Balai Kota) ke Guest House di lingkungan Masjid At-Taqwa, Kelurahan Anggut Atas, ternyata banyak menimbulkan pertanyaan dari beberapa pihak.
Di antaranya ada warga yang mempertanyakan bagaimana pelayanan masyarakat yang beragama non muslim? Apakah Sekretaris Daerah dan Asisten ikut berkantor di masjid? Dan Bagaimana pola kerja yang diterapkan untuk mempersingkat birokasi kalau Walikota berkantor di masjid?
Menyikapi pertanyaan tersebut, Walikota Bengkulu Helmi Hasan menjelaskan bahwa pelayanan terhadap masyarakat tetap dilakukan seperti biasanya. Dikarenakan yang pindah bukanlah Kantor Walikota melainkan Balai Kota, yang mana Balai Kota saat ini telah dipersiapkan untuk Mal Pelayanan Publik (MPP).
“Kalau kantor Walikota tetap di Bentiring. Yang pindah ke Guest House sekitaran masjid At-Taqwa ialah balai kota, karena balai kota akan dibuat mal pelayanan publik. Jadi, sebelum balai kota dibangun, saya sementara akan menumpang di Guest House alun-alun At- Taqwa ini. Untuk Sesda dan Asisten tetap di kantor Walikota yang di Bentiring,” sampai Helmi, Senin (8/03/2021) malam.
Helmi juga menjelaskan kenapa memilih pindah ke Guest House di lingkungan Masjid At-Taqwa.
“Ada yang menyarankan agar Pemkot mengontrak untuk Balai Kota. Kalau balai kota harus menyewa tentu memerlukan biaya tidak sedikit. Makanya kita lebih memilih menggunakan Guest House yang berada di Masjid At-Taqwa,” tutup Helmi. (R)
Discussion about this post