Limapuluh Kota — Helikopter Chinook CH-47D dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendarat di Lapangan Gor Singa Harau, pada Senin (15/9).
Kedatangan heli yang mengantarkan sejumlah logistik bantuan bancana ini, disambut langsung bupati Limapuluh Kota, Irfendi Arbi, Dandim 0306/50 Kota, Letkav Ferry Lahe, Kapolres Limapuluh Kota, AKBP Trisno Eko, serta Kalaksa BPBD, Joni Amir.
“Alhamdulillah, bantuan logistik bencana dari pemerintah pusat telah sampai ke daerah kita. Bantuan yang kita terima ini diharapkan dapat membantu dalam penanganan bencana,” sebut bupati, Irfendi Arbi kepada awak media.
Adapun berapa bantuan yang diterima diantaranya, 2 set tenda pengungsi, 200 pcs selimut, 45 pcs matras, mesin perahu, perahu politline, serta bantuan berupa Alat Perlengkapan diri, seperti baju Hazmet, hand sanitizer, dan lainnya.
“Terimakasih kepada pemerintah pusat, khususnya BNPB atas bantuan yang diberikan, Ini sangat bermanfaat bagi kami,” jelas bupati.
Apalagi pada penghujung tahun, kita sangat mewaspadai akan terjadinya bencana alam banjir dan longsor. Karena di dua bulan terakhir itu biasanya intensitas hujun cukup tinggi.
“Dengan demikian, bantuan yang kita terima ini akan lebih menyiapkan kita dalam penanganan kebencanaan kedepan,” tutup Irfendi.
Senada, Kalaksa BPBD Limapuluh Kota, Joni Amir, menyebutkan Limapuluh Kota merupakan salah satu daerah yang rawan akan terjadi bencana banjir dan Longsor di Sumbar.
Setidaknya ada 8 Kecamatan rawan banjir, yakni Kecamatan Harau, Lareh Sago Halaban, Pangkalan, Kapur IX, Payakumbuh, Suliki, Mungka dan Kecamatan Akabiluru.
“Bahkan ada dua Jorong di kabupaten ini, apabila intensitas hujan tinggi selalu terjadi banjir. Yakni Kubang rasau da Jorong Subarang,” sebutnya.
Untuk itu, ia berharap masyarakat di daerah itu agar tetap meningkatkan kewaspadaan termasuk bagi mereka yang tinggal di daerah rawan bencana.
Ia juga mengajak masyarakat untuk selalu peduli akan lingkungan. “Bencana ini juga tergantung kepada kepedulian kita terhadap lingkungan, untuk itu marilah tingkat kepedulian kita bersama. Dengan begitu akan mengurangi resiko banjir dan longsor ditempat kita masing-masing,” sebutnya.
Sejauh ini, sebut Joni Amir pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya dalam mengurangi resiko bencana di daerah itu, termasuk melakukan upaya normalisasi sungai yang bekerja sama dengan Balai Wilayah Sungai (BWS).
“Ada berapa hulu sungai yang terjadi penyempitan, untuk perlu dilakukan pelebaran agar banjir tahunan ini tidak lagi terjadi, kita telah meminta bantuan kepada BWS,”pungkasnya.(humas)
Discussion about this post