SAWAHLUNTO – Pemprov Sumbar melalui Dinas Kehutanan membantu pengembangan budidaya madu galo-galo atau kelulut (trigona sp.) di Kota Sawahlunto, dengan memberikan bantuan stup/koloni untuk Kelompok Hutan Kemasyarakatan. Bantuan stup/koloni sebanyak 240 buah itu diserahkan langsung oleh Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, pada Senin 31 Mei 2021 kemaren di Taman Buah Kandi.
Kelompok Hutan Kemasyarakatan di Sawahlunto yang memperoleh bantuan stup/koloni lebah madu galo – galo atau kelulut ini adalah Kelompok Hutan Kemasyarakatan Lurah Basuang di Desa Batu Tanjung Kecamatan Talawi.
Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah menyebutkan, bantuan stup/koloni lebah madu galo – galo ini bertujuan agar masyarakat di sekitar hutan dapat menikmati nilai ekonomis hutan tanpa menganggu atau merusak kelestarian alam di hutan itu.
“Nanti lebah Galo – Galo ini akan mencari makanannya di hutan, madunya bisa kita ambil melalui stup/koloni yang kita sediakan sekarang. Artinya manfaat hutan ini kita ambil melalui madu Galo – Galo ini dengan tanpa menganggu kelestarian alam di hutan,” ujar Gubernur Mahyeldi.
Kemudian, Gubernur Mahyeldi menyatakan perlunya peningkatan konsumsi madu asli oleh masyarakat Sumbar. Hal itulah yang digerakkan melalui pencanangan Gerakan Minum Madu Asli (GEMMA) yang pencanangannya dilaksanakan usai pembagian bantuan stup/koloni lebah madu Galo – Galo kepada Kelompok Hutan Kemasyarakatan, pada Senin 31 Mei 2021 kemaren.
“Kita usulkan, salah satu upaya untuk meningkatkan konsumsi madu asli itu yakni dengan membuat madu kemasan/sachet, kemudian ini kita berikan untuk meningkatkan imunitas tubuh bagi ibu hamil, balita, anak sekolah dan lansia. Dengan langkah ini maka masyarakat dan generasi penerus kita sehat, angka konsumsi madu kita naik dan kesejahteraan pembudidaya madu juga semakin meningkat,” sebut Gubernur Mahyeldi.
Sementara, Walikota Sawahlunto Deri Asta menyampaikan terimakasih banyak pada Pemprov Sumbar untuk bantuan stup/koloni lebah madu Galo – Galo tersebut. Dikatakan Walikota Deri Asta, bantuan itu sangat berkontribusi besar dan strategis dalam pengembangan budidaya lebah madu Galo – Galo di Sawahlunto.
“Kita di Sawahlunto itu sudah memulai budidaya lebah madu Galo – Galo ini dalam beberapa tahun terakhir. Data tahun 2021 ini kita mempunyai 24 orang pembudidaya, dengan jumlah stup/koloni mencapai 718 buah. Kalau untuk total produksi sampai pada Mei 2021 ini telah tercatat sebanyak 145,6 Kg,” kata Walikota Deri Asta.
Ditambahkan Walikota Deri Asta, di Sawahlunto para pembudidaya juga langsung mengolah madu Galo – Galo ini menjadi produk turunan berupa propolis. Salah satu pembudidaya yang telah mengolah madu Galo – Galo menjadi berbagai produk turunan (hilirisasi produk), adalah Heri Setiawan.
“Kemudian, sekarang juga sudah ada Pemdes di Sawahlunto yakni di Desa Santur Kecamatan Barangin, yang mengalokasikan dana desa mereka untuk membantu pengembangan budidaya lebah madu Galo – Galo di desa tersebut. Mungkin ke depan akan terus bertambah Pemdes di Sawahlunto ini yang membantu pembudidaya madu Galo – Galo,” ujar Walikota Deri Asta.
Dengan itu, Walikota Deri Asta mengatakan Sawahlunto siap menjadi sentra produksi dan hilirisasi madu Galo – Galo di Sumbar. Sebab Sawahlunto memiliki potensi besar dalam pengembangan madu Galo – Galo ini.
Dalam kesempatan itu, Walikota Deri Asta yang didampingi oleh Wakil Walikota Zohirin Sayuti dan Sekretaris Daerah Dr.dr. Ambun Kadri menyampaikan terimakasih kepada peneliti madu Galo – Galo dari Unand, yakni Prof. Siti Salma beserta jajaran yang sejak awal budidaya madu Galo – Galo di Sawahlunto telah membantu mendampingi dan membina para pembudidaya. (*)
Discussion about this post