PADANG — Para pejabat kepala OPD lingkup Pemerintahan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) beserta sejumlah tokoh masyarakat dan ulama, takziah ke rumah dinas Gubernur Sumbar, Buya Mahyeldi, Kamis (8/9/2022) malam.
Takziah yang dimulai setelah isya, tersebut dalam rangka belasungkawa turut merasakan kesedihan mendalam keluarga Buya Mahyeldi atas meninggalnya Ayahanda dari gubernur, Abak Mardanis St. Tanameh, bin Musa, dalam usia 83 tahun pada Selasa, 6 September 2022, di Kota Bukittinggi.
Takziah diawali lantunan ayat suci Alquran yang dibacakan Ustad Albizar, dan dilanjutkan tausiah oleh Ustad Irsyad Safar, Lc. Dalam tausiyah singkatnya, Irsyad berpesan bahwa bertakziah merupakan salah satu kewajiban seorang muslim atas muslim lainnya. Disamping kewajiban lainnya seperti membezuk pada saat ada yang sakit hingga yang paling ringan, mendoakan ketika ada yang bersin.
Irsyad juga menyampaikan agar keluarga yang ditinggalkan tabah sebab segala cobaan yang diberikan Allah SWT memiliki hikmah. Bahkan, tidak ada yang menimpa seorang muslim, bahkan tertusuk duri sekalipun, melainkan akan menggugurkan dosa seorang muslim, selama tidak melakukan dosa besar.
Turut hadir dalam takziah, Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy. Dalam sambutannya Wagub mengungkapkan kesedihan mendalam atas kepergian Abak, sebab secara pribadi Audy cukup dekat dan banyak belajar dari sosok almarhum. Khususnya tentang pelajaran bagaimana Almarhum Abak Mardanis yang sangat peduli dengan pendidikan anak sehingga bisa menjadikan anaknya sebagai seorang pemimpin.
“Selamat jalan Abak, semoga Abak mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, dan saya secara pribadi bersama OPD akan selalu mensupport buya,” ujar wagub.
Gubernur Mahyeldi menyampaikan terimakasih atas kehadiran seluruh pejabat dan tokoh masyarakat yang datang memberikan takziah.
“Saya mewakili keluarga mengucapkan terimakasih atas kehadiran bapak ibu semua untuk bertakziah. Semoga tausiah yang sudah disampaikan ustad tadi dapat kita amalkan dan kita ambil hikmahnya bersama-sama,” kata Buya Mahyeldi.
Lebih lanjut, gubernur menyinggung sekilas tentang sosok almarhum Abak yang semasa hidupnya tanpa kenal lelah bekerja banting tulang sebagai buruh angkut hingga membawa becak di pasar, demi pendidikan anak-anaknya.
Bahkan almarhum Abak tak menghiraukan penyakit yang menurut Buya Mahyeldi telah diidapnya sejak lama.
Gubernur juga menceritakan sedikit perjalanan hidupnya bersama almarhum Abak merantau ke Kota Dumai. Pengalaman selama diperantauan yang bekerja membantu penjual ikan di pasar hingga berjualan makanan kecil menjadi pelajaran paling berharga yang membentuk kepribadian buya yang disiplin dan mandiri.
Pada akhir takziah ini juga ditayangkan film berjudul “Doa Mande nan Ikhlas” yang menceritakan kisah hidup Buya Mahyeldi sejak usia kecil, remaja hingga menjadi seorang gubernur.
Turut hadir dalam takziah Wakil Ketua DPRD, Sekdaprov Sumbar Hansastri, Ketua LKAAM Sumbar Fauzi Bahar, Buya Mas’oed Abidin, Buya Bagindo M Leter, serta Kepala OPD lingkup Pemprov Sumbar. (doa/MMC)
Discussion about this post