Padang — Gubernur Sumatera Barat, Buya Mahyeldi, meresmikan kegiatan Sabermas Baru (Satu Hari Bersama Masyarakat Membawa Perubahan) bertempat di Lapangan Pasar Nagari Gasan Gadang, Kabupaten Padang Pariaman, Selasa (11/10/2022).
Kegiatan Sabermas baru yang digagas oleh Pemkab Padang Pariaman bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman ini menurut Gubernur patut ditiru oleh pemerintah kabupaten dan kota lainnya. Kepala OPD di tiap instansi juga diharapkan dapat melakukan inovasi seperti kegiatan Sabermas Baru.
Program Sabermas tersebut diketahui dilaksanakan secara serentak oleh seluruh instansi dan stakeholder terkait. Program yang dilakukan adalah seperti pelayanan kesehatan, bantuan benih ikan, bantuan BAZNAS, pelayanan yang terkait perizinan dan administrasi kependudukan, dan lainnya.
Gubernur juga mengapresiasi Bupati Padang Pariaman yang berhasil menekan angka kematian ibu, ia menyebut angka kematian ibu terendah di Sumbar adalah di Padang Pariaman
“Yang paling rendah jumlah kematian Ibu adalah di Kabupaten Padang Pariaman yaitu sampai bulan Agustus hanya ada 2 kematian ibu,” sebut gubernur.
Gubernur juga mengatakan perlu adanya pemerataan tenaga dokter di puskesmas. Diketahui terdapat tiga puskesmas yang belum mempunyai dokter, yaitu Puskesmas Padang Sago, Puskesmas Limau Purut dan Puskesmas Sikabu
“Pemerataan keberadaan dokter puskesmas sangat penting dalam
meningkatkan mutu serta akses pelayanan kesehatan primer masyarakat,” ucap gubernur.
Sementara itu Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur menyampaikan secara nasional pada tahun 2024 penurunan angka stunting sebesar 14 persen, namun Pemkab Padang Pariaman angka penurunan stuntingnya sudah mencapai 79 persen dengan data yang asli yang dilakukan oleh para petugas.
“Kami tidak percaya survey dari SSGI yang menyatakan prevelensi penanganan stunting Padang Pariaman mencapai 28,3 persen. Wali Nagari di tiap nagari telah berupaya keras memenuhi kebutuhan gizi, sehingga kami bisa menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang ditargetkan mencapai 0 persen,”
Mendukung pernyataan Bupati, Gubernur juga menyatakan, kepada bupati untuk tidak khawatir, selisih hasil dari pencatatan by name by address yang dilakukan oleh tenaga gizi pada aplikasi e-PPGBM dengan hasil survey SSGI diantaranya disebabkan oleh besarnya selisih antara proyeksi data
sasaran oleh Pusdatin Kemenkes yaitu 36.722 balita dengan data real
27.961 balita (terjadi selisin jumlah sebesar 8.761 balita atau 23.8 persen).
“Oleh sebab itu pentingnya data by name by address tersebut dilakukan intervensi penanganan sesuai dengan permasalahan yang menyebabkan terjadinya stunting,” kata gubernur. (Via/MMC)
Discussion about this post