Padang — Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah menyebut belajar agama harus dilakukan secara terus menerus dari usia dini hingga tua agar memiliki pengetahuan dan pemahaman yang benar, tidak sepotong-sepotong.
“Jika pemahaman agamanya bagus, maka akan berefek positif bagi diri sendiri, keluarga, lingkungan hingga bangsa dan negara,” katanya di Padang, Rabu (19/07/2023).
Ia mengatakan hal tersebut saat membuka Diklat (Pendidikan dan Pelatihan Pengkaderan Persatuan Perempuan Tauhid Tasawuf (P2T) se-Sumbar di Padang.
Menurutnya, banyak persoalan bangsa dan negara ini yang diawali oleh perilaku menyimpang. Perilaku yang jauh dari ajaran agama seperti hubungan sesama jenis, kasus-kasus pencabulan, kekerasan pada perempuan dan anak, penyalahgunaan narkotika hingga tawuran.
Hal itu bisa diminimalkan dengan memperkokoh sendi-sendi keagamaan yang dimulai dari keluarga. Selain peran ayah, peran ibu yang lebih sering berinteraksi dengan anak juga sangat vital.
Karena itu, pemerintah daerah ikut mendukung kegiatan-kegiatan yang bersifat memperkuat pemahaman terhadap agama, termasuk untuk kaum ibu.
Ia menyebut orang-orang yang mempelajari dan mendalami tasawuf memiliki ciri-ciri hati yang lapang, damai, iklas, sabar. Jika hal itu diimplementasikan dalam kehidupan berkeluarga, berbangsa dan bernegara maka Indonesia akan menjadi negara besar yang diberkahi dengan kedamaian.
Sementara itu Ketua P2T Sumbar, Winnawati Bainan mengatakan diklat yang digelar diikuti oleh peserta dari seluruh daerah se-Sumbar.
“Kita diberikan tema oleh Abuya Syekh H Amran Waly Al-Khalidy yaitu Meningkatkan Keimanan Kepada Allah SWT,” katanya.
Diklat itu menghadirkan sejumlah pembicara diantara pakar tentang tasawuf, Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag dan Ketua MUI Padang. (adpsb)
Discussion about this post