Padang, RI- Gubernur Sumbar, Mahyeldi, mengatakan, kesadaran ibu-ibu binaan yang tertampung dalam Kelompok Wanita Tani Tulip, dalam kemandirian pangannya cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan antusias mereka memanfaatkan lahan pekarangan yang ada sehingga pemenuhan kebutuhan pangan keluarganya tercukupi.
“Minimal ketika ibu-ibu ini hendak membeli cabe rawit, mereka tidak perlu repot membeli ke warung, bisa memetiknya di halaman pekarangan sendiri, sehingga mengurangi belanja kebutuhan dapur,” ucap Mahyeldi, dalam Pencanangan 40 Nagari KRPL Diversifikasi Pangan provinsi Sumatera Barat tahun 2021 di kota Padang Panjang, Kamis (27/5/2021). KRPL adalah program Kawasan Rumah Pangan Lestari.
Kesadaran ini, menurut Mahyeldi akan memberikan kebaikan bagi para ibu rumah tangga dalam mengelola belanja keluarga, untuk kebutuhan lain dan juga secara bijak berpihak pada produksi lokal sehingga tidak bergantung pada kebutuhan impor. “Kami sangat senang, bangga dan mengapresiasi kaum ibu disini bisa membangun diversifikasi pangan dalam keluarga untuk berupaya mengurangi ketergantungan pada nasi. Nasi memang salah satu sumber pangan, namun bisa diganti dengan jagung, ubi, singkong, kentang dan sagu,” ujarnya.
Gubernur Sumbar juga mengatakan, pemanfaatan lahan pekarangan adalah langkah strategi yang tepat untuk memenuhi ketersediaan pangan yang pada akhirnya nanti akan menuju swasembada pangan. “Langkah strategi ini harus kita lakukan dengan baik dan sungguh-sungguh mengingat kebutuhan pangan kita semakin lama semakin meningkat dan sulit didapat,” sambut Gubernur Sumbar. Karena itu, optimalkan fungsi pekarangan rumah tangga, sebagai sumber pangan keluarga dan mendorong konsumsi pangan rumah tangga kearah pola konsumsi beragam, bergizi, seimbang dan aman. Di wilayah Provinsi Sumbar sudah banyak percontohan untuk pemanfaatan pekarangan yakni kegiatan KRPL.
Walikota Padang Panjang, Fadly Amran, menambahkan program Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (P-KRPL) di Padang Panjang sudah mulai berjalan sejak tahun 2014. Sementara dana untuk kegiatan yang merupakan salah satu program Kementerian Pertanian, yang disalurkan ke rekening Kelompok Wanita Tani (KWT) yang masuk dalam daftar program tersebut.
Ia mengungkapkan, P-KRPL adalah program pengembangan komoditi pangan yang berbasis sumber daya lokal, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. “Saat ini kita masih dihadapkan pada permasalahan pangan dan gizi, terutama pemenuhan pangan dan gizi yang masih relatif rendah. Kita masih menjumpai sejumlah besar penduduk yang rentan rawan pangan,” kata Fadly Amran.
Penyebabnya, karena pola konsumsi pangan masyarakat sangat tergantung bahan yang bersumber dari padia-padian. Masih kurang dalam mengonsumsi protein terutama yang berasal dari sumber pangan hewani. “Karena itu, diperlukan suatu strategi yang tepat untuk melindungi program diversifikasi dan implementasinya di masyarakat,” ungkap Wali Kota.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sumbar Efendi menyampaikan Pola KRPL merupakan aktualisasi pemanfaatan lahan pekarangan secara optimal. Maksimalkan produktivitas lahan lain yang ada di lingkungannya untuk pengembangan pangan yang beraneka ragam tiap rumah tangga dalam suatu wilayah desa/dusun/kampung.
Tujuannya KRPL agar tercapai pemanfaatan pangan dalam rumah tangga sesuai dengan kebutuhan pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman. Selain itu juga dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga melalui penyediaan pangan yang berorientasi pasar. “Dengan KPRL ini diharapkan kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta mengembangkan ekonomi produktif dapat terpenuhi. Selain itu KPRL ini dapat menciptakan lingkungan hijau, bersih dan sehat dari pekarangan rumah keluarga,” kata Efendi.
Usai membuka acara, Gubernur Sumbar, Wali Kota Padang Panjang, Dinas Ketahanan Pangan beserta rombongan berkesempatan mengunjungi stand olahan pangan dari seluruh kelompok Wanita Tani Kota Padang Panjang. REL
Discussion about this post