SOLSEL, REPORTASEINVESTIGASI.com
Usai menyabet penghargaan sebagai kampung adat terpopuler pada Anugerah Pesona Indonesia (API) 2017, kini kawasan Seribu Rumah Gadang (SRG) Solok Selatan, tengah diusung menuju warisan dunia Unesco’s (world heritage).
Untuk mengejar pengakuan tersebut, Pemerintah daerah Solok Selatan menggandeng Team Fakulti Alam Bina, University of Malaya, Kuala Lumpur.
Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria mengatakan kawasan SRG memiliki warisan budaya yang kaya serta lingkungan alam yang sangat bervariasi.
Selain itu, SRG masih memiliki jumlah dan ragam rumah gadang yang sangat banyak yang selayaknya dijaga dan diawasi untuk dijadikan sebuah warisan.
“Dengan segala potensi dan keunikan yang dimiliki kawasan SRG, serta sudah dikenal sebagai salah satu kawasan yang mempunyai ciri khas Minangkabau, maka sudah selayaknya dijaga dan masuk menjadi salah satu situs warisan dunia,” katanya saat memaparkan potensi SRG di hadapan Tim Seleksi untuk Unesco di Dean Fakulty Alam Bina di University Malaya, Kuala Lumpur, Senin (4/12/2017).
Berbagai persiapan lanjut Bupati telah dilakukan di Solok Selatan untuk kawasan SRG dalam memperoleh pengakuan world heritage itu.
Bahkan, untuk memantapkan persiapan tersebut, pihaknya juga siap mengikuti langkah-langkah yang disarankan oleh Tim seleksi nantinya.
Sementara itu, Prof Dr. Yahya Ahmad Dekan Fakulti Alam Bina (Teknik Perencanaan Arsitektur dan Wilayah) University Malaya, yang sudah berpengalaman membawa sejumlah kawasan di Penang dan Malaka, termasuk membantu Kota Ahmadebad India dan Maldive masuk situs warisan dunia mengaku siap membantu kawasan SRG memperoleh pengakuan serupa.
Setidaknya kata Yahya, untuk bisa masuk dalam daftar situs warisan dunia harus memenuhi sedikitnya satu dari sepuluh kriteria pilihan yang ditetapkan dalam Unesco’s World Heritage. Melihat karakter dan potensi yang dimiliki SRG, penilaiannya telah memiliki tiga kriteria yang disyaratkan.
Pertama katanya, SRG untuk menuju world heritage telah memiliki latar belakang budaya tradisional. Lalu, punya tipologi bangunan dengan arsitektur yang unik dan terakhir merupakan perkampungan tradisional yang masih hidup dan berlaku di lingkungan itu.
“Tiga kriteria ini akan menjadi modal penting bagi SRG masuk dalam situs warisan dunia. Sekarang yang diperlukan upaya dari berbagai pihak baik itu pemerintah maupun swasta untuk bersama-sama memikirkan dan sinergi dalam memiliki kehendak untuk menjadikan SRG sebagai andalan wisata Indonesia untuk bisa bersaing di ranah internasional,” katanya.
sumber: http://www.halosumbar.com/kawasan-srg-diusung-menuju-warisan-dunia/
Discussion about this post