Bukittinggi — Dalam kepemimpinannya sebagai Ketua Forum Kota Sehat (FKS), Fiona Erman Safar, menyebutkan sebagai mitra Pemerintah Kota, berbagai kegiatan telah dilakukan selama tahun 2022 ini.
Untuk lebih meningkatkan motivasi,inovasi serta semangat pengurus dan anggota, juga diperlukan perbandingan dengan daerah lain terutama yang telah berhasil dan meraih prestasi.
Berkaitan dengan itu, FKS Bukittinggi mengadakan studi tiru atau kaji banding ke Kota Yogyakarta, karena kota Gudeg itu telah berulangkali memperoleh penghargaan Swasti Saba Wistara.
Fiona Erman Safar menyampaikan hal itu melalui Wakil Ketua Ali Rahman. Rabu 07/12.
“Keberhasilan kota Jogyakarta memperoleh penghargaan Swasti Saba Wistara itu akan kita adopsi di Bukittinggi,” imbuhnya.
Studi tiru ke Jogja untuk mempelajari bagaimana program kota sehat di sana. Karena Kota Yogyakarta, merupakan salah satu daerah di Indonesia yang telah meraih Swasti Saba Wistara tujuh kali berturut-turut.
Berdasarkan keberhasilan itulah Kota Jogja patut dikunjungi sebagai lokasi kaji banding, karena program program yang dilaksanakan pemerintah Kota Yogyakarta dalam menciptakan kota yang sehat telah terbukti.
Kepala DKK Bukittinggi, melalui Kabid Kesmas-P2P, drg. Sanora Yuder, menyampaikan, DKK sebagai salah satu pembina Kota Sehat tentunya mendukung kegiatan dari FKS sebagai mitra pemerintah untuk mewujudkan Kota Bukittinggi yang sehat.
“Kami bersama FKS Bukittinggi ingin mengetahui kiat kiat dari DKK dan FKS Yogyakarta, dalam mewujudkan Kota Sehat. Sehingga apa yang bisa kita adopsi, kita coba untuk diterapkan di Bukittinggi sesuai dengan kondisi daerah,” ujar Nora.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, melalui Plt Kabid Kesmas dr. Riska Novriana, menjelaskan, Kota Jogja bangga selalu jadi terbaik dalam penilaian Kota Sehat.
Ada banyak tips dan trik di Kota Jogja, yang bisa diterapkan di Bukittinggi, karena memang Jogja dan Bukittinggi sama sama Kota Pariwisata.
Luas Kota Jogja 32,5 km², terdiri dari 14 kecamatan , 45 kelurahan, 616 RW dan 2534 RT. Meski kecil, Kota Jogja, jadi daerah yang fokus untuk segala kegiatan.
“Tatanan dan indikator kota sehat, menjadi tantangan bagi Kota Jogja. Target kita, tahun 2022 dan 2023 Kota Jogja zero sampah. Semoga 2023 kita kembali meraih swasti saba wistara,” ujarnya.
Koordinator kelompok substansi KLK3O, Nur Wara Gunarsih STR. Kes, menyampaikan, Kota Jogja pertama mengikuti penilaian kota sehat pada tahun 2005 dan langsung meraih swastisaba wiwerda. Sejak 2007 hingga 2019, Kota Jogja mendapat swastisaba wistara. Terakhir, Kota Jogja raih Swastisaba Wistara tahun 2019 dengan mengusung 7 tatanan.
Sedangkan tahun 2021, karena pandemi Covid, tim tidak lakukan penilaian ke DIY, namun Kota Jogja tetap dapat penghargaan karena tetap menyelenggarakan Kota Sehat 2021.
“Banyak inovasi yang mendukung kota sehat, lahir dari swadaya masyarakat. Kita sadarkan warga bahwa kebersihan dan kesehatan itu merupakan kebutuhan. Sehingga banyak inovasi yang diinisiasi warga, khususnya bidang pariwisata dan pertanian. Kita support itu semua dan hasilnya berdampak pada peningkatan ekonomi warga sekitar,” jelasnya. (Pon)
Discussion about this post