Bukittinggi — Peran dan dedikasi Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) sejak percepatan kemerdekaan bangsa kala itu. Penjuru negeri bisa terhubung satu sama lain dengan komunikasi radio.
Walikota Bukittinggi H. Erman Safar, SH di Auditorium Loetan Soetan Toenaro, pada peringatan Hari Radio ke-77 tahun Minggu (11/9) bahkan ingin peran RRI perlu ditingkatkan seiring kemajuan teknologi dewasa ini.
Dihadapkan Kepala LPP RRI Bukittinggi bersama angkasawan/angkasawati, Bupati, Walikota, Forkopimda dari delapan kabupaten/kota di Sumatera Barat bagian Utara, salah seorang walikota termuda ini menyampaikan bahwa dirinya secara pribadi akan mengubah pola mendengarkan radio, dan membuktikan kekuatan serta kualitas sinyal atau jangkauan siaran RRI Bukittinggi, khususnya PRO 1 94,8 mhz.
“Radio hanya di mobil saja. Itu pun kalau tidak ada flashdisk sama USB, kalau lupa bawa USB saya dengar radio, kalau saya bawa USB mohon maaf sekali saya tidak dengar radio. Tapi, saya rubah polanya kalau memang siarannya tidak terputus-putus sampai ke Padang saya dengar radio saja, di rumah, di mobil, saya dengar radio. Insha Allah,” katanya.
Dikatakan, tema dan konsep yang diusung LPP RRI dalam momentum hari jadinya ke-77 tahun selaras dengan pernyataan Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo untuk upaya kebangkitan dan pemulihan yang lebih cepat dan lebih kuat. RRI mampu menjadi referensi bagi media lain dalam penggunaan dan pemanfaatan teknologi komunikasi.
Di balik itu Erman Safar mengakui luar biasa kemajuan teknologi RRI Bukittinggi sehingga mungkin pemerintahan atau instansi lain bisa memanfaatkan teknologi yang dimiliki oleh RRI untuk jejaring komunikasi internal di pemerintahan, atau di instansi lain.
Melalui RRI, pihaknya juga menyampaikan kondisi inflasi yang dihadapi Sumatera Barat, termasuk Bukittinggi dan daerah lainnya di ranah minang kedua tertinggi di Indonesia mencapai 8,1 persen.
Mencermati hal itu, Walikota Bukittinggi Erman Safar berharap peran RRI untuk menjadi pejuang di Bukittinggi agar daya tarik pariwisata dengan segala potensi yang ada di daerah ini mengudara di radio. Kota Bukittinggi tidak dapat dipisahkan dari level nasional, sama halnya dengan keberadaan RRI. Konten dan program yang disiarkan oleh RRI menjadi magnet tersendiri bagi peningkatan kunjungan ke Kota Bukittinggi.
“Harapan kami RRI menjadi salah satu pejuang Kota Bukittinggi untuk membahasakan, menceritakan, dan mempromosikan apa saja yang ada di Kota Bukittinggi dan sekitarnya, juga beberapa informasi-informasi yang memang belum pernah diketahui oleh orang lain, juga Bukittinggi kita mengetahui bahwa beberapa tokoh lahir di sini, juga makanan dan tempat – tempat kunjungan wisata dan sejarah yang ada di Kota Bukittinggi sekitarnya,” tambah Wako.
Kepala LPP RRI Bukittinggi Yulian. S Saaba menyebutkan pihaknya memberikan penghargaan bagi salah seorang figur yang berjasa bagi RRI di Bukittinggi, yang menjadi Kepala Stasiun RRI Bukittinggi pertama.
Menjawab keinginan Walikota Bukittinggi untuk mengubah pola mendengarkan RRI, maka angkasawan dan angkasawati LPP RRI Bukittinggi telah berbuat untuk menunaikan amanah yang diemban, sehingga berdiri pemancar radio di puncak tertinggi Gunung Singgalang. Oleh karena itu, jangkauan siaran dari Programa Satu (PRO 1 frek.94,8 mhz) tidak hanya menjangkau delapan kabupaten /kota di Sumatera Barat bagian utara, tetapi telah menembus luar provinsi seperti Riau dan sebagian Sumatera Utara.(Pon)
Discussion about this post