Tokoh ini memang bukan inisiator atau pemrakarsa, namun selama Pekan Budaya Seni Pameran Dagang dan Industri (Pedati) Bukittinggi digelar pada dua fase awal bisa dikatakan tidak bisa lepas namanya.
Apalagi ketika memasuki fase kedua, setelah tersedianya alokasi dana dari APBD Kota Bukittinggi, peranan Emil Anwar Dt. Rangkayo Labiah, dari helat tahun dan jadi icon Bukittinggi itu.
Sebagai seorang ASN dan pejabat di jajaran pemko Bukittinggi, Emil yang waktu bertugas di Kantor (waktu itu) Pariwisata Bukittinggi, ditunjuk menjadi salah seorang dari Panitia Tetap (Pantap) Pedati, Emil juga dikenal sebagai pemerhati dan pelaku seni di Bukittinggi.
Laki-laki yang sudah memasuki purna tugas sebagai ASN dan dikenal bertutur kata lembut sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi), sejak awal Pedati mendapat alokasi anggaran dari APBD Kota Bukittinggi sampai terhenti sampai Pedati ke-11 selalu dipercaya sebagai PPTK untuk kegiatan Pedati tersebut.
Kepercayaan yang membuktikan komitmen Dt.Rangkayo Labiah ini terhadap Pedati. Sejumlah teman sejawat dan bawahannya mengakui komitmen itu, sehingga dipercaya menjadi PPTK Pedati oleh pimpinannya.
Di lain pihak, sejalan dengan bagian tujuan dari Pedati yang membina dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi penggiat seni di Bukittinggi, bagi Emil juga merupakan bagian dirinya sendiri.
Betapa tidak, kiprah Emil bersama beberapa temannya di dunia seni pernah diwjudkannya dengan membentuk semacam vokal grup bernama Sabili. Pada era itu, Sabili yang sebetulnya sudah terbentuk sebelumnya bersama dengan berbagai grup seni seperti sanggar tari, mendapatkan tempat untuk berekspresi.
Karena kiprahnya dalam bidang seni itu, Emil pernah dipercaya ketua Dewan Kesenian yang menjadi salah mitra dan pendukung Pedati serta Sekretaris DPC PAPPRI Bukittinggi.
Di saat Emil jadi PPTK itu pulalah Pedati berkembang baik kegiatan peserta dan ruang lingkupnya sampai ke beberapa negara tetangga seperti sejumlah negara bagian di Malaysia dan Singapura.
Diantara bukti perkembangan Pedati yang mampu merambah sampai ke Nagara tetangga, Kementerian (Departemen) Kebudayaan dan Pariwisata waktu itu menganugerahkan Award Pariwisata Indonesia (API).
Menterinya waktu itu I Gede Ardika yang langsung hadir dan meresmikan Pedati ke-4, kemudian menyerahkan anugrah API bahkan mendeklarasikan kegiatan itu menjadi Pedati Nusantara. Menteri menilai Pedati merupakan ivent yang memiliki nilai multiflier efect terhadap persatuan kesatuan dan ekonomi.
Dengan loyalitas dan pengabdian penuh itu pulalah, Emil memperoleh anugrah Pedati Award. Penghargaan yang diberikan kepada lembaga atau perorangan yang telah berpartisipasi dan mengabdi dalam kegiatan Pedati.
Kendati kini Emil banyak menghabiskan waktu bersama keluarga dan cucunya, namun ketika ditanya apakah tetap bersedia mengabdikan dirinya terhadap Pedati, karena sudah menjadikan dirinya sebagai bagian Pedati, sepanjang diikutsertakan tentulah akan memberikan apa yang bisa dilakukannya. (Pon)
Discussion about this post