Beberapa waktu ini kita dikejutkan dengan kasus-kasus mega korupsi yang melanda Indonesia. Kasus terbaru adalah kasus Tata Niaga Timah yang menurut Kejaksaan Agung merugikan negara 300 trilyun. Belum selesai kasus itu muncul pula kasus korupsi emas ilegal Antam yang merugikan negara 109 ton. Jika diuangkan jumlahnya sangat fantastis. Kasus-kasus korupsi oleh para elit dan pemimpin di Indonesia sungguh mencengangkan. Begitu kaya sebenarnya bangsa Indonesia tapi kekayaannya itu habis dicuri baik oleh dalam negeri ataupun luar negeri.
Sungguh ironis di tengah rakyat Indonesia banyak yang terjerat dengan kemiskinan 9.36% menurut data BPS. Biaya pendidikan yang semakin tinggi dengan kenaikan UKT Perguruan Tinggi. Banyak yang terjerat pinjaman online yang jumlahnya juga sangat luar biasa. Menurut data provinsi yang paling banyak terjerat pinjaman online ini di tahun 2023 adalah Jawa Barat mencapai 4,81 trilyun. DKI Jakarta 2.31 trilyun. Jawa Timur 2.11 trilyun. Jawa Tengah 1.97 trilyun dan Banten 1.48 trilyun. Lokasi pinjol ini menurut data dari Okezone 82% di daerah Jawa dan 18% di luar Jawa. Yang cukup mirisnya dari data itu mengatakan 60% orang yang terjebak pinjol ini adalah yang berusia muda atau Gen Z yaitu 19-34 tahun. Kemudian 40% di usia 35-54 tahun.
Berdasarkan profesi, guru adalah yang paling banyak terjerat pinjol sebesar 42%, disusul korban PHK 21%, karyawan 9%, pedagang 4%, mahasiswa 3 %, dan seterusnya. Jika kita lihat dari data, kenapa banyak masyarakat di Pulau Jawa, generasi muda dan guru yang terjebak pinjaman online, ini semuanya karena faktor kelemahan ekonomi dan kemiskinan. Biaya hidup yang semakin mahal. Sehingga mereka menempuh cara singkat dengan maraknya pinjaman-pinjaman online yang menjanjikan dengan cara yang mudah, akhirnya mereka terjebak.
Tidak hanya itu, menurut data yang dirilis oleh Tempo tanggal 5 Mei 2024 kemarin, berdasarkan survei yang mencengangkan tentang judi online di dunia, ada 5 negara terbesar di dunia pengguna judi online, ternyata Indonesia adalah negara nomor 1, disusul Kamboja, Filipina, Myanmar dan Rusia.
Menurut laporan PPATK tahun 2023 jumlah transaksi judi online di Indonesia mencapai jumlah yang fantastis yaitu 327 trilyun. Tidak hanya itu, PPATK juga mengidentifikasi pengguna judi online ini jumlahnya mencapai 2.3 juta dari penduduk Indonesia, dan 80%-nya dari masyarakat berpenghasilan rendah. Mereka ikut berjudi dengan deposit uang 100 ribu rupiah.
Fakta ini menunjukkan berapa lemahnya fondasi ekonomi menyebabkan mereka tergoda untuk meraih harta dengan cara yang instan yaitu berjudi. Padahal sejarah menyatakan bahwa judi tidak akan pernah membuat manusia itu sejahtera dan kaya. Bahkan dalam agama judi itu jelas jelas hukumnya haram dan dilarang oleh Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Kenapa ini terjadi? Betul kata hadist Nabi SAW bahwa kefakiran dapat mendekatkan manusia pada kekafiran. Artinya kelemahan ekonomi membuat manusia tidak lagi peduli dengan baik dan buruk.
Ini sungguh miris dan ironis, negara Indonesia punya kekayaan alam yang sangat besar dan Penduduk nomor 4 terbesar di dunia. Jika negara-negara Arab hanya punya minyak bumi sudah membuat penduduknya sejahtera, sedangkan Indonesia punya rempah rempah yang dahulu dicari bangsa Eropa sampai ke sini, punya timah, emas, kekayaan hayati, kekayaan laut, batu bara, minyak bumi, gas alam dan sebagainya. Tapi kenapa banyak penduduknya yang miskin, terjerat pinjaman online dan judi online tadi. Sementara di sisi lain para elitnya banyak yang hidup bergelimang harta dengan cara korupsi, kolusi dan nepotisme yang jumlahnya semakin lama semakin menggila.
Ternyata memang salah satu penyebabnya adalah karena tindakan korup ini yang memiskinkan Indonesia. Harta kekayaan negara yang harusnya bisa digunakan untuk merubah, memperbaiki hidup dan mensejahterakan masyarakat ternyata digunakan untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Bahasa ekstrimnya kekayaan dan aset negara Indonesia telah dirampok sehingga tidak cukup untuk mensejahterakan rakyatnya. Hukum yang harusnya bisa ditegakkan untuk mengatasi persoalan ini juga menjadi semakin lemah. Tumpul ke atas tajam ke bawah itu bukan sekedar slogan, tapi semakin kasat mata.
Oleh karena itu perlu langkah langkah yang strategis dari para akademisi, intelektual, tokoh masyarakat, para politisi dan pemimpin bangsa yang masih punya hati nurani dan ketulusan untuk menjaga amanah kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah dan air mata, oleh para pejuang-pejuang bangsa Indonesia.
Dengan cara apa itu semua bisa dilakukan? Yaitu menjadi orang yang konsisten dalam memegang amanah, dan berjuang sesuai dengan posisinya masing-masing untuk mengatasi masalah ini. Orang jahat bisa merajalela karena orang baik yang lemah dan tidak bekerjasama. Karena kita tidak ingin Indonesia menjadi semakin lemah atau bubar seperti negara-negara besar yang pernah ada dalam sejarah, tapi sekarang sudah tak ada lagi seperti Uni Soviet, Yugoslavia, Cekoslovakia, dan sebagainya. Na’udzubillah minzalik. Semoga bangsa Indonesia bisa melewati krisis ini. Wallahu alam bishsawab.
Discussion about this post