Ulakan, Padang Pariaman – Salah satu permasalahan sosial budaya yang dihadapi sektor pertanian di lapangan adalah, belum terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender dalam proses produksi. Karena, saat ini banyak generasi muda yang tidak tertarik lagi kepada pertanian.
Disisi lain, banyak kegiatan dan peluang usaha pertanian yang sesuai bagi perempuan tani, namun belum dapat dimanfaatkan dengan baik. Seperti kegiatan pasca panen, pengolahan hasil skala rumah tangga, pemasaran produk, pengelolaan lembaga keuangan mikro di pedesaan serta kegiatan yang bernilai tambah lainnya.
Selain itu, isu gender dalam bidang pertanian erat kaitannya dengan pembagian kerja yang tidak seimbang. Beban kerja yang terlalu berat untuk perempuan dengan status pekerjaan yang tidak jelas, serta rendahnya akses terhadap penguatan kapasitas dan teknologi di sektor pertanian.
Berkaca dari gambaran diatas, Program ECHO Green melakukan Lokakarya tentang “Pemulihan Peran dan Posisi Perempuan dan Generasi Muda Tani di Sektor Pertanian” ditingkat Kabupaten dilakukan secara Hybrid. Moderator, Fasilitator, Narasumber, Camat dan Nagari mengikuti secara daring, sedangkan para peserta akan tatap muka di kantor camat setempat.
Untuk kecamatan Ulakan Tapakis kabupaten Padang Pariaman, dilaksanakan pada Senin (9/10) bertempat di aula kantor Camat Ulakan Tapakis dengan peserta sebanyak 24 orang perwakilan dari kelompok wanita tani dan generasi muda tani di nagari. Bertindak sebagai moderator Bapak Igusnofaldi dan fasilitator Ibu Kiswara dari Denpasar Bali.
Lokakarya diawali dengan mendengar laporan pelaksanaan oleh manajer program ECHO Green Ramadhaniati.
Dia menyampaikan, bahwa kegiatan ini akan mengidentifikasi peluang dengan mengakomodasi aspirasi, kebutuhan, pengalaman, dan permasalahan yang dihadapi di lapangan. Kemudian ditindaklanjuti dengan membangun visi kolektif dari semua pemangku kepentingan di tingkat kabupaten hingga ke nagari, guna memastikan dampak jangka panjang pemulihan peran dan posisi perempuan dan generasi muda tani di sektor pertanian.
“Hasil akhir kegiatan ini, diharapkan mampu meningkatkan mata pencaharian dan pendapatan petani perempuan dan generasi muda tani. Dalam jangka panjang akan mengarah pada pertumbuhan ekonomi nagari yang lebih inklusif”. Jelas Rama.
Kemudian peserta lokakarya mendengar materi dari tiga narasumber Pemkab. Padang Pariaman, yaitu Junaidi Sekretaris Dinas PMD, Yulta Fitri Kabid Pemberdayaan Perempuan Dinsos P3A dan Elfitri Sekretaris Distan KP.
Rangkaian acara dilanjutkan dengan diskusi dan menyepakati visi, misi dan program kolektif semua pemangku kepentingan di kabupaten Padang Pariaman. Dipandu oleh fasilitator melalui zoom meeting. Sehingga adanya roadmap tentang pemulihan peran perempuan dan generasi muda tani di sektor pertanian dalam tatanan desa baru. Serta adanya 50 kader petani perempuan dan generasi muda tani pada 3 Kecamatan di kabupaten Padang Pariaman yaitu Batang Anai, Lubuk Alung dan Ulakan Tapakis.
Sehingga tujuan dari Lokakarya ini dapat terwujud seperti, Meningkatnya pengetahuan atau kesadaran tentang pemulihan peran perempuan dan pemuda di sektor pertanian, dibawah peraturan nagari baru di tingkat kabupaten. Mewujudkan keterlibatan secara adil bagi kelompok petani perempuan dan generasi muda tani, dalam pembangunan nagari yang inklusif. Menguatnya peran petani perempuan dan generasi muda tani dalam perencanaan nagari. (AS)
Discussion about this post