Muara Dua — Hampir sepekan berlalu dugaan penelantaran pasien kritis pihak rumah sakit bergulir. Tak tanggung, akibat kejadian tersebut, pencopotan direktur yang saat itu dijabat oleh dr.
Erick Destiano, Sp.PD dialihkan kepada dr. Agus Arif Wijaya sebagai pelaksana tugas.
Pergantian Direktur RSUD itu sendiri berdasarkan Surat Keputusan Bupati Ogan Komering Ulu Selatan Nomor: 800.1.3.3/949/KPTS/BKPSDM.OKUS-II/2024 tentang Pemberhentian Dari Jabatan Administrator Selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, kepada dr. Erick Destiano, Sp.PD.
Dan surat keputusan perintah pelaksana tugas (plt) bernomor 800/2116/SPPT/BKSDM.OKUS-II/2024. 1 Oktober kepada dr. Agus Arif Wijaya.
Hal tersebut terjadi lantaran tayangan video yang berdurasi 1.22 detik viral, diduga sengaja diupload oleh pihak keluarga pasien malam itu pukul 00.30 Wib, dengan lokasi kejadian lorong rumah sakit.
Dalam tayangan video terdengar suara terisak salah satu dari keluarga pasien berucap, “Kami lagi cak ini idak katik nian perawat, dokter rumah sakit yang galak nian nolong keluargo kami ini ya Allah,” keluhnya.
Di video durasi pendek itu terlihat salah satu anggota keluarga pasien nampak
menutup hidung bocah laki-laki dengan kapas seperti hendak menghentikan darah yang mengalir lewat hidung pasien. Anak laki-laki di atas troli dorong itu diketahui bernama Nova Attala berumur 6 tahun, diduga mengalami penyakit leukimia.
Dalam keterangannya, Plt. Direktur RSUD, dr. Agus Arif Wijaya
Mengatakan bahwa saat ini persoalan tersebut telah diambil alih pemerintahan daerah untuk dilakukan investigasi lebih dalam.
“Dalam hal ini Inspektorat, BKPSDM dan beberapa pihak dinas terkait sedang melaksanakan investigasi, terkait masalah video viral tersebut. Kami juga menunggu hasilnya,” ujar dr. Agus ditemui di ruang kerjanya.
“Kami belum bisa menyampaikan statement apapun, ditakutkan akan mempengaruhi hasil temuan oleh pihak pihak yang sedang bekerja,” elak dr. Agus menambahkan.
Terkait video viral, dikatakan dr. Agus bahwa video tersebut dibuat usai dilakukan penanganan di IGD. Disinggung perihal penyakit yang diderita pasien, ia mengatakan bahwa pasien mengalami penyakit leukimia, dikarenakan keterbatasan alat dan tenaga saat itu, maka pihak rumah sakit rencananya merujuk ke Rumah Sakit Baruraja.
“Namun pada dasarnya pihak rumah sakit telah melakukan penanganan sesuai SOP sebagaimana pelayanan di IGD terhadap pasien. Terkait hasil temuan dan sangsi nanti (temuan investigasi) kami siap menerima,“ tutup dr. Agus.
dr. Agus juga membantah adanya penelantaran pasien yang beredar di video seperti yang disampaikan dalam video durasi pendek tersebut. “Pastinya tidak ada yang tidak melayani pasien yang butuh pelayanan,” ucapnya.
Dampak dari kasus itu, dr. Agus tidak membantah terjadinya pergantian pimpinan rumah sakit secara mendadak. “Memang benar (penggantian) pasca kejadian tepatnya tanggal 1 Oktober, namun itu
mungkin kebetulan,” sambungnya.
Ia juga tidak menampik perihal pengajuan surat pengunduran dr. Erick yang telah lebih dulu diajukan yang bersangkutan yakni di bulan Juli silam, namun ditanggapi usai peristiwa ini.
“Saya tidak bisa mengomentari nya lebih jauh, untuk lebih jelasnya silahkan ke Inspektorat,“ elak dr. Agus menambahkan.
Belum diketahui pasti sebab dari pengunduran diri itu. Saat dikonfirmasi penyebab surat mundur yang diajukan,
dr. Erick saat ini sedang tidak berdinas (cuti). Ditanya tentang pelayanan dan program program kerjanya, ia menambahkan akan lebih memperhatikan pelayanan yang selama ini menjadi motto RSUD yakni “Enam S”: senyum, salam, sapa, sopan, santun dan segera. (Sry/Ag)
Discussion about this post