Rasanya, tak lengkap berkunjung ke Kabupaten Tanah Datar tanpa menyempatkan diri menikmati kuliner di Dangau Sawah Tangah (DST) Chantha. Hanya berjarak 8 Km dari Istana Pagaruyung, pengunjung disuguhi beraneka ragam makanan, tempat yang romantis dan bernuansa islami sembari dimanjakan musik yang syahdu.
TANAHDATAR, INVESTIGASI_Ratusan penghujung memadati tempat kuliner Dangau Sawah Tangah, Chantha, kebanggaan dan ikon Kabupaten Tanah Datar berjarak 5 Km dari.pusat kota yang berlokasi di Jalan Raya Batusangkar – Bukittinggi Km 4, Sungai Tarap. Suasana alam persawahan disulap menjadi wisata kuliner yang asri dan romantis, menjadikan DST Chantha diserbu penghunjung diberbagai daerah dan provinsi tetangga.
Disiang hari, udara sejuk dan hijaunya persawahan, terasa memanjakan mata dan bisa melihat kantor bupati dari ketinggian. Dimalam hari, suasana semakin romantis dihiasi gemerlapnya lampu dan dekorasi bernuansa alam, asri dan islami. Suara syahdu musik, semakin terasa saat menikmati aneka ragam makanan yang tersedia.
Suasana islam semakin terlihat, diantara batas meja makan diberi nama negara yang mayoritas Islami, seperti Irak, Iran, Yaman, Yordania, Palestina, Malaysia dan lainnya. Kenyamanan makin menyejukkan, rata rata penghunjung wanita berjilbab, meski mereka berdatangan bersama keluarga atau kekasih tercinta. Ini jadi pembeda dengan kafe atau kuliner dilokasi lain.
Ratusan penghunjung tak hentinya menyerbu DST Chantha. Bahkan, saat lebaran kemaren penghunjung terpaksa antri karena padatnya penghunjung yang datang. “Tempat ini, jadi kuliner favorit bagi keluarga kami. Suasananya yang romantis dan islami, tempat yang tepat anak anak bermain sembari menikmati makanan,” kata Dayat salah seorang penghunjung.
Berawal dari hanya dua bangunan biasa untuk membuka usaha kuliner, Parlin owner DST Chantha berpikir keras untuk mengembangkan usahanya. Lahan persawahannya yang luas, ia sulap menjadi tempat kuliner berasitektur unik dan menarik. Secara ortodidak, ia merancang sendiri, tanpa konsultan dan gambar.
“Tak terpikirkan oleh saya bisa suasananya seperti ini. Padahal rancangan lokasi, hanya tiba tiba dan dadakan saja,” kata Parlin kepada media ini, Rabu (26/6) saat media ini membuktikan sendiri suasana DST Chantha diserbu ratusan penghunjung
Parlin bercerita, saat membuka lokasi, ia hanya menggali untuk membuat kolam. Tapi, tanah galian bertumpuk itu, menjadi inspirasi baginya membuat jalan dan tempat meja makanan. Lalu, terpikir lagi, kolam yang terbuka, ditengahnya dibuat untuk meja makan, sehingga terlihat dikelilingi kolam. Dan, dalam kolam, ia beri hiasan pondok kecil dikelilingi bunga dan aksesoris lainnya.
“Saya tak pernah bermimpi bisa memiliki tempat yang saya rancang sendiri. Sayapun memanfaatkan kreatifitas anak muda berlatar belakang musik untuk berpartisipasi mengembangkan bakatnya disini.
Dan, rancangan tanpa sengaja ini, menjadi perhatian para penghunjung yang datang dari berbagai daerah, bahkan ada juga dari provinsi lain,” katanya.
Sembari memanjatkan rasa syukur dengan rendah hati, Parlin mengatakan, apapun rencana kita, tapi taj direstui Allah pasti tak terjadi. Tapi, jika Allah berkehendak apa yang tak mungkin, bisa jadi mungkin.”Dan, apa yang saya nikmati sekarang ini, kehendak Allah yang patut disyukuri,” katanya mengakhiri. NV
Discussion about this post