Bukittinggi — Pemilihan Umum (Pemilu), baik untuk eksekutif maupun legislatif memang bukan mengandung unsur identitas agama, suku maupun ras atau golongan, namun pada hakekatnya pesta demokrasi itu juga perlu dipikirkan azaz manfaat untuk diri maupun lingkungan kita.
Anggota Komisi III DPRD Provinsi Sumbar, Drs. H. Asra Faber, MM, kepada reportaseinvestigasi.com, justru menyebutkan, minimal untuk lama lingkungan pemilih juga perlu memikirkan faktor kewilayahan.
Menurut mantan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakemenag) di beberapa kota dan kabupaten di Sumbar ini, ia memilih terjun ke dunia politik karena merasa memiliki rasa tanggungjawab terhadap daerah asal dan empat tinggalnya, Kecamatan Tilatang Kamang, Agam.
Terutama untuk wilayah Tilatang Kamang, tambahnya, sudah 17 tahun dari daerah penghasil beras terkenal itu tidak pernah lagi duduk wakilnya di DPRD terutama untuk Sumbar.
“Saya melihat, daerah yang memiliki wakilnya di DPRD, bisa mendapatkan berbagai bantuan untuk fisik maupun non fisik, sehingga lebih baik kondisinya dibandingkan dengan daerah yang tidak memiliki wakilnya di legislatif,” tukas Asra Faber.
Selain itu, mantan Calon Bupati Agam Juda mengakui, merasa terpicu dan terpacu untuk tampil dipimpinan eksekutif maupun legislatif, setelah melihat dan membandingkan Kecamatan Tanjung Raya dengan Tilatang Kamang, yang selalu tertinggal dengan kawasan Salingka Danau tersebut.
Betapa tidak, tutur Asra politis PKS, walau pun tidak menjadi orang nomor satu di Kabupaten Agam, namun dengan beberapa kali menempatkan orang nomor dua, menjadi kecamatan Tanjung Raya juga mendapatkan perhatian ryang lebih untuk kemajuan wilayahnya.
Begitu juga, dari sudut agama, mantan calon Kakanwil Kemenag Sumbar yang gagal hanya karena faktor usia, seyogyangnya umat Islam khususnya juga perlu mempertimbangkan keterwakilannya di legislatif misalnya, sehingga bisa mendapatkan perhatian dan bantuan bagi pengembangan agama.
Asra sendiri mengakui, setahun lebih dirinya duduk di DPRD Sumbar, sejumlah program kegiatan dan bantuan sudah dilakukan, terutama melalui dana Pokir untuk pengembangan agama Islam untuk Dapilnya di Agam dan Bukittinggi.
“Positifnya, dengan politik melalui wakilnya yang duduk di DPRD atau DPRD, akan banyak kesempatan untuk mendapatkan perhatian serta bantuan bagi pengembangan dan syiar Islam yang lebih baik dan maju,” tegasnya.
Karena itu, tambah Asra Faber, disamping jangan sampai terpropokasi oleh anggapan atau tudingan politik itu kotor, umat Islam khususnya juga harus mampu melihat siapa tokoh yang dipilih pada Pemilu. Yaitu tokoh yang benar-benar mendalami sekaligus peduli terhadap agama Islam dan penganutnya. (Pon)
Discussion about this post