Bukittinggi — Dampak Covid 19 terhadap ekonomi belum berakhir. Bagi pedagang di Bukittinggi, terutama di Jl. Perintis Kemerdekaan, ternyata dampak pembanguna drainase dirasakan lebih kejam dari Covid 19 pada ekonomi mereka.
Muhammad, salah seorang pedagang di Jl. Perintis Kemerdekaan, mengaku pandemi Covid 19 yang sudah berlangsung selama dua tahun dirasakan oleh hampir semua. bidang usaha.
Belum reda dampak pandemi Covid 19, para pedagang Jl. Perintis Kemerdekaan, Bukittinggi kini merasakan akibat pembangunan drainase yang menyisakan lobang dan onggokan tanah terhadap usaha.
“Dampak pembangunan drainase ini ternyata lebih kejam dari pandemi Covid 19 yang sudah berlangsung cukup panjang,” tegas Muhammad, penjual pakaian bekas ditambah berbagai macam sarapan pagi dan minuman.
Muhammad menyebutkan, dengan masih terdapatnya sejumlah lubang dan onggokan tanah, selain membuat pembeli enggan lewat ke Jl. Perintis Kemerdekaan, juga mengakibatkan debu beterbangan bila hujan tidak turun.
Akibat kondisi tersebut, Muhammad hanya bisa menjual dagangannya hanya satu lembar selama seminggu. Begitu juga makanan dan minuman yang dijualnya, menjelang tengah hari baru laku satu piring.
Ia bersama istri dan anak-anak juga harus setiap hari membersihkan barang dagangannya dari debu yang beterbangan.
“Saat Covid 19 kita masih memakai masker dan mengatur jarak,tapi akibat pembangunan usaha kami benar-benar mati,” tukuknya.
Saat pandemi Covid 19, menurut Muhammad,dengan menerapkan 3 M, usaha jual-beli dagangan masih bisa jalan, kendati tidak seperti biasanya.
Pedagang lain, Aswaldi menambahkan, karena nyaris tidak bergerak ekonominya, penyewa atau pengotrak toko dan ruko yang ingin mencari penyewa lain, walau sudah ditawarkan setengah harga, ternyata tidak ada yang mau.
“Di sekitar Jl. Perintis Kemerdekaan, kontrak ruko yang biasanya berkisar Rp.40 juta sampai Rp.60 juta/tahun, meski ditawarkan Rp.20 juta sampai Rp.60 juta, ternyata tidak ada yang mau,” tutur Aswaldi.
Berhubung sudah “terbunuhnya” usaha mereka, para pedagang menuntut janji Sekda yang pernah berjanji untuk segera melanjutkan pekerjaan secepat mungkin, pada Februari atau Maret ini.
Kini sudah memasuki Minggu ketiga Maret, namun belum terlihat tanda-tanda akan dilanjutkan pekerjaan drainase yang menghabiskan biaya belasan milyar tersebut. (Pon)
Discussion about this post