Sejak pandemi Corona Virus Deseases (Covid) 19 menulari hampir semua negara, siapa yang paling dibuat sibuk dan tentu saja juga memiliki beban tugas tambahan. Mereka tidak hanya memiliki tugas dan beban profesi, tidak jarang yang dihadapi adalah persoalan non fisik atau psikologis, itulah tenaga medis (Nakes).
Apalagi saat ini, Covid 19 sudah berkembang dengan beberapa varian, seiring dengan meningkatnya penularan, sekaligus memproteksi warga,jelas tugas itu bertambah berat.
Memang tidak semuanya harus berhadapan langsung dengan pasien terkonfirmasi positif Covid 19, karena sebagian lainnya juga memiliki tugas dan tanggungjawab yang tidak kalah berat dan mendapat tekanan.
Salah seorang diantaranya adalah dr. Vera Maya Sari, Sp, DLP, MM, selain memiliki jabatan struktural ganda sebagai Sekretaris Dinas Kesehatan juga dipercaya menjadi Plt. Direktur RSUD Bukittinggi, gabungan antara fungsi administrasi sekaligus langsung menangani medis.
Di dalam Satgas Covid 19 Kota Bukittinggi, Vera juga menjadi anggota Bidang I Data dan Informasi, dan diberi lagi tugas tambahan sebagai dokter konsul via WA bagi warga atau pasien terkonfirmasi positif Covid 19 di daerah ini.
Dua tugas administrasi selaku Sekretaris Dinas Kesehatan dan anggota Bidang Data dan Informasi, menjadikan Vera memperoleh bagaimana kondisi penyebaran Covid 19 setiap saat.
Data yang menjadi landasan bagi Pemerintah Kota dan Satgas Covid 19 untuk menyusun langkah-langkah antisipatif, pada program medis seperti pemberian vaksin yang banyak melibatkan Vera selaku Direktur RSUD Bukittinggi.
Termasuk bagi pasien terkonfirmasi postif Covid 19 yang menjalani perawatan atau isolasi di RSUD, tentu juga menjadi tanggungjawab Vera, untuk memberikan yang terbaik kepada pasien.
Vera mengaku, ketika terjun ke dunia kesehatan, paling tidak dimulai sebagai dokter, haruslah dilandasi dengan keikhlasan dan menyiapkan diri memberikan pengabdian terbaik.
Apalagi di masa pandemi yang banyak memberikan tantangan, seorang nakes tidak hanya harus menyiapkan diri dan profesi terbaik, yang tidak kalah penting adalah mpersiapkan mental menghadapi beragam sikap dan tanggapan dari pasien dan keluarganya.
Sebagai dokter konsul bagi pasien terkonfirmasi positif Covid 19, selain juga sering menerima ucapan terimakasih setelah mendapatkan advis darinyo juga tidak jarang harus menghadapi keluarga pasien yang mengamuk.
Vera menyebutkan saat mendapatkan seorang ibu hamil yang terkonfirmasi positif, ternyata tidak diterima oleh suaminya. Bahkan sang suami langsung menerima dr Vera ke ruangan kerjanya sambil mengamuk .
Pada kesempatan lain Vera bersama nakes lainnya harus maju ke depan saat pemakaman seorang pasien positif Covid ditolak keras keluarga, sehingga polisi pun harus mundur, maka Vera bersama teman-temannya yang lain maju ke depan meyakinkan keluarga.
Langkah yang tentu saja tidak ringan. Karena banyak terjadi penolakan penguburan sesuai protokol kesehatan oleh keluarga yang meninggal, menurut Vera harus dihadapi dengan keyakinan agar mereka menerima dengan ikhlas terhadap ketentuan Allah.
Walau tidak salah kini muncul predikat “pahlawan” dalam penanganan Covid 19, namun bagi Vera, yang lebih penting bagi setiap nakes bahwa tugas yang dihadapi itu adalah tanggungjawab dan amanah yang harus dilakukan seberapa pun beratnya.
Apalagi selaku Aparatur Sipil Negara (ASN), menurut Vera, apapun kondisi masyarakat dan negara dalam bidang kesehatan, itu adalah tugas bagi Nakes untuk menghadapi sekaligus menanggulanginya.
Soal risiko, dalam bidang apa pun tugas ASN khususnya itu adalah menjadi bagian tidak terpisahkan dari dalam diri masing-masing aparatur itu sendiri.
Niat yang ikhlas adalah kunci utama bagi setiap nakes agar dapat menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik. Dan sebagai umat beragama, lepas membayarkan kewajiban dengan baik, Ridha Allah adalah nilai yang tidak bisa dihitung.
Bagi masyarakat yang kini perlu dilakukan adalah menjaga kesehatan dan meningkatkan imun.
Discussion about this post