Bukittinggi — Peringatan Hari Aids Sedunia yang jatuh 1 Desember ini, untuk kota Bukitttinggi,diantaranya ditandai dengan jumpa pers oleh Walikota Erman Safar dengan wartawan, dijadualkan mulai pukul 09.00 WIB, di Pendopo Rumah Dinas (Rumdis) orang nomor tersebut.
Sesuai undangan tertulis oleh Kabag Protokol Pimpinan (Prokopim), Yulman, pada pukul 09.00 WIB, sudah nampak sejumlah wartawan datang ke rumdis di Belakangbalok itu.
Namun pada waktu bersamaan di sana, ada kegiatan lain, berupa penyerahan bantuan dana Pokok-Pokok Pikiran (Pokir) lima orang anggota DPRD Bukittinggi kepada masyarakat di tempat yang sama,sehingga beberapa orang berkumpul dulu di sekretariat PWI Bukittinggi yang berjarak beberapa puluh meter.
Setelah diperkirakan kegiatan tidak lama lagi selesai, wartawan pun mulai berdatangan ke pendopo rumdis. Ternyata kegiatan yang semula dijadualkan berlangsung pukul dimulai 14.00 WIB, minta dimajukan menjadi pukul 08.00 WIB oleh Wako, walau kenyataan bahkan dimulai sekitar pukul 09.30 WIB, baru selesai sudah lewat pukul 11.00 WIB.
Bukan hanya penyerahan dana Pokir makan waktu lama, usai acara ini bahkan dilanjutkan dengan penyerahan bantuan untuk korban kebakaran dari BAZNAS Kota Bukittinggi, juga di tempat yang sama.
Selesai penyerahan bantuan BAZNAS, Erman Safar yang pernah berjanji sewaktu kampanye Pilkada akan menjadikan wartawan sebagai “saudara kandung”, tidak langsung ke ruangan jumpa pers, malah berkumpul-kumpul lagi dengan Anggota DPRD tadi .
Syahyett Syamra, wartawati senior di Bukittinggi yang mulai nampak gelisah bersama beberapa wartawan lain, mencoba mengintip sedang mengapa Walikota dan anggota DPRD Bukittinggi di ruang untuk tamu itu , saat waktu sudah mendekati pukul 12.00 WIB siang.
“Ternyata Walikota dan anggota DPRD itu sedang bersenda gurau sambil minum kopi dan merokok,” jelas “Bundo” panggilan akrab Yet oleh yuniornya.
Merasa Walikota menganggap tidak begitu penting bertemu dengan yang katanya saudara kandung , begitu mengetahui hal itu, dengan spontan sejumlah wartawan mulai berdiri meninggalkan ruangan tempat akan dilaksanakan jumpa pers.
“Wartawan memang perlu data dan informasi untuk diberitakan,juga uang untuk menunjang profesi. Tapi yang lebih adalah penghargaan terhadap profesi kewartawan itu juga perlu dijaga dan dipertahankan. Kalau kita sendiri tidak menghargai, apakah mungkin orang lain juga akan menghargainya,” tukas sejumlah wartawan saat berkumpul di Sekretariat PWI Bukittinggi setelah walk out tersebut.
Menariknya lagi, Kabag Prokopim, Yulman, yang menyampaikan untuk dikonfirmasi bagaimana lembaga yang dipimpinnya itu berkoordinasi dengan Walikota, terutama jadual kegiatan orang nomor satu di Bukittinggi, ternyata persis 1 Desember ini memasuki masa pensiun.
“Oo, tidak, pak Kabag Prokopim tidak lempar batu sembunyi tangan. Beliau kan sudah pensiun, walau dipenghujung masa tugasnya memunculkan ketidakenakan bagi sejumlah wartawan,” celetuk wartawan yang walk out tadi.
Jumpa pers yang sebelumnya terjadual dilaksanakan, selama kepemimpinan Erman Safar yang sudah memasuki waktu 10 bulan ,kini baru untuk kedua kalinya. Pertama sewaktu jumpa pers pencabutan Perda nomor 40 dan 41, itu pun dilaksanakan beberapa saat menjelang kegiatan. (Pon)
Discussion about this post